ArticlePDF Available AbstractGathering is a great opportunity to meet in large numbers and a lot but if there is no freedom to attend, then Allah wants two or three people to gather together. Gatherings or congregations in a quorum of two or three believers in the name of the Lord Jesus Christ, then God is still present through the Holy Spirit because God does not depend on a large number, but an insignificant number of God is still present because He is God Almighty. The presence of Jesus Christ in the midst of or among believers in a gathering is intended so that believers will not feel afraid and still believe that His presence does not depend on large numbers of people like the quorum taught by Jewish rabbis in Old Testament times. To find out the promise of Jesus' presence according to the text of Matthew 1820, the research method used in this research is qualitative research, with a grammatical historical approach. The result of this research is that after getting the meaning of the phrase "Two or three people gathered in My name," the final result can be implicated by the followers of the Lord Jesus at this time in their life and ministry. AbstrakBerkumpul merupakan sebuah kesempatan besar untuk berhimpun dalam jumlah yang besar dan banyak tetapi jika tidak ada kebebasan untuk berhimpun, maka Allah menginginkan dua atau tiga orang berkumpul bersama. Perkumpulan atau perhimpunan dalam kuorum dua atau tiga orang percaya dalam nama Tuhan Yesus Kristus, maka Allah tetap hadir melalui Roh Kudus sebab Allah tidak bergantung pada jumlah yang banyak, tetapi jumlah yang sedikitpun Allah tetap hadir karena Dia adalah Allah yang Maha Hadir. Kehadiran Yesus Kristus di tengah-tengah atau di antara orang percaya dalam perkumpulan bertujuan agar orang percaya tidak merasa takut dan tetap meyakini bahwa kehadiran-Nya tidak bergantung pada jumlah orang yang banyak seperti kuorum yang diajarkan oleh rabi Yahudi pada masa Perjanjian Lama. Untuk mengetahui janji kehadiran Yesus menurut teks Matius 1820, maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan pendekatan historikal gramatikal. Hasil penelitian ini adalah setelah mendapatkan makna ungkapan “Dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku,” maka hasil akhirnya dapat diimplikasikan oleh para pengikut Tuhan Yesus pada masa kini dalam kehidupan dan pelayanannya. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. A preview of the PDF is not available ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Parasian SiregarThe character of forgiveness is the struggle of the lives of believers who must always be present in every believer's life. Forgiveness is the essence of the faithful, where forgiveness shows that Christians have truly felt and are grateful for the forgiveness given by God. True forgiveness changes the lives of believers and impacts themselves and others. This paper describes forgiveness as a basis or reference for believers in the development of life character. Abstrak Karakter pengampunan merupakan pergumulan hidup orang beriman yang senantiasa harus ada dalam setiap kehidupan orang percaya. Mengampuni adalah hakikat orang beriman, dimana pengampunan menunjukkan bahwa orang Kristen sudah benar-benar merasakan dan mensyukuri pengampunan yang diberikan oleh Allah. Pengampunan yang sejati mengubahkan kehidupan orang percaya dan memberi dampak bagi diri sendiri dan orang lain. Tulisan ini menguraikan pengampunan sebagai dasar atau acuan orang percaya dalam pengembangan watak atau karakter AnggraenyS Al-FatihAnggraeny, Isdian., Al-Fatih, S. Kata Sepakat Dalam Perjanjian dan Relevansinya Sebagai Upaya Pencegahan Wanprestasi, De Lega Lata, Jurnal Ilmu Hukum Fakultas Hukum Umsu 5 Nomor 1, 2020 Injil Matius 1818-35 disediakan di diakses pada tanggal 10 JanuariBudi AsaliAsali, Budi. Eksposisi Injil Matius 1818-35 disediakan di diakses pada tanggal 10 Januari Analytical Greek Lexicon. London Samuel Bagster and SonsSamuel BagsterSonsBagster, Samuel., and Sons. The Analytical Greek Lexicon. London Samuel Bagster and Sons, BarclayHari Pemahaman Alkitab SetiapBarclay, William. Pemahaman Alkitab Setiap Hari. Jakarta Gunung Mulia, 2001. Barus, Armand. Tafsir Alkitab Kontekstual Oikumenis Surat Kolose Jakarta BPK Gunung Mulia, Bahasa Yunani Perjanjian Baru Kitab Injil Matius hingga Kitab Kisah Para Rasul. Jakarta BPK Gunung MuliaB F DrewesDkkDrewes, B. F. Dkk. Kunci Bahasa Yunani Perjanjian Baru Kitab Injil Matius hingga Kitab Kisah Para Rasul. Jakarta BPK Gunung Mulia, Indonesia Inggris Edisi Ketiga Jakarta Penerbit PT. GramediaJ M EcholsH ShadilyEchols, J. M. and Shadily, H. Kamus Indonesia Inggris Edisi Ketiga Jakarta Penerbit PT. Gramedia, Matthew Henry Injil Matius 15-28. Surabaya MomentumMatthew HenryHenry, Matthew. Tafsiran Matthew Henry Injil Matius 15-28. Surabaya Momentum, 2008Patrecia HutagalungHutagalung, Patrecia, Keterlibatan Jemaat dalam Disiplin Gereja Berdasarkan Matius 1815-20, Fidei Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika 3 Juni 2020 LeksTafsiran InjilLukasLeks, Stefan. Tafsiran Injil Lukas. Yogyakarta Kanisius, 2003. Mau, Marthen. Implikasi Teologis Berita Pertobatan Yoel dalam Yoel 212-17, Magnum Opus Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen 1, No 2 Juni 2020 publicationsSemua Orang Dipilih-Nya Dari Semula Eksegese Kitab Roma 828-30June 2020Hibur Wanti MattuIn Romans 8 28-30 it states that God chose. This arises the mistaken understanding that if God has chosen from the beginning, then there are those who are chosen and those who are not. Then, how does God's understanding choose people from the beginning? If so, are the good deeds of the believer still relevant? does the Great Commission still apply to believers? Therefore, the purpose of this ... [Show full abstract] writing is to seek the meaning of all the people He chose from the beginning in Romans 8 28-30. This writing uses a qualitative writing method with a type of exegesis approach, namely Grammatical-context study. Grammatical means to examine the phrase all the people He chose from the beginning in Romans 8 28-30. The intended context analysis is to link each analyzed word to the context in which the word is located. The findings of this writing which are related to being chosen in the Book of Romans are that the election of God from the beginning was an act of God long before all were made who knew humans and chose who would receive Christ and His glory. This calling occurs according to and based on God's purpose. God's call for believers is for a certain purpose or plan. The call is for believers to be like Christ and share in His glory and contribute well to God's plan. The purpose of the call is to accept the justification of the mistakes and sins that have been done. All sins and mistakes will be blotted out by the blood of Jesus, as a justification for His death, and His resurrection that has sacrificed for those who believe in Him. The Last is glorified. This is God's future action where He frees believers from every aspect of sin, at His second coming. This process requires all believers to be like Jesus Christ. Dalam Kitab Roma 828-30 menyatakan tentang Allah memilih. Hal ini muncul pemahaman yang keliru bahwa jika Allah telah memilih dari semula, maka ada yang terpilih dan ada yang tidak terpilih. Lalu, bagaimana pemahaman tentang Allah memilih orang-orang dari semula? Jika demikian, apakah perbuatan baik orang percaya masih relevan? apakah amanat agung masih berlaku bagi orang percaya? oleh karena itu, tujuan penulisan ini adalah untuk mencari makna semua orang dipilih-Nya dari semula dalam kitab Roma 828-30. Penulisan ini menggunakan metode penulisan kualitatif dengan jenis pendekatan eksegese yakni kajian gramatikal-konteks. Gramatikal maksudnya adalah mengkaji frasa semua orang dipilih-Nya dari semula dalam kitab Roma 828-30. Analisa konteks yang dimaksudkan adalah menghubungkan setiap kata yang dianalisa terhadap konteks di mana kata itu berada. Temuan-temuan dari penulisan ini yang terkait dengan dipilih dalam kitab Roma adalah bahwa pemilihan Allah dari semula merupakan suatu tindakan Allah jauh sebelum semuanya dijadikan yang telah mengenal manusia dan memilih siapa yang akan menerima Kristus dan kemuliaanNya. Panggilan ini terjadi sesuai dengan dan berdasarkan tujuan Allah. Panggilan Allah bagi orang-orang percaya adalah untuk tujuan atau rencana tertentu. Panggilan tersebut agar orang percaya menjadi serupa seperti Kristus dan ikut ambil bagian dalam kemuliaan-Nya, dan berkontribusi baik dalam rencana Allah. Maksud panggilan itu adalah menerima pembenaran dari kesalahan-kesalahan dan dosa yang telah diperbuat. Segala dosa dan kesalahan akan dihapuskan oleh darah Yesus, sebagai pembenaran atas kematianNya, dan kebangkitanNya yang telah berkorban bagi mereka yang percaya kepadaNya. Terakhir dimuliakan. Ini adalah tindakan Allah di masa depan di mana Ia membebaskan orang percaya dari setiap aspek dosa, pada kedatangan-Nya kedua kali. Proses ini menuntut semua orang percaya untuk serupa dengan Yesus moreKeunikan Yesus Kristus Sebagai Imam dan Implementasinya bagi Penginjilan DuniaNovember 2022RuseniatiThe phrase "Christ as Prophet, priest and King" is familiar to our ears, perhaps even deep in the minds of every believer. Of course, our belief in the three roles of Christ is a divine function that allows God's word to be conveyed to the world, the substitution and redemption of human sin, and God's absolute rule. That means that the office of Christ as a Prophet, Priest, and King does not stop ... [Show full abstract] at Jesus alone, but has implications for ourselves as His people. In this paper, the topic discussed is about Jesus Christ as a true Priest. Why? not to neglect or separate the other two offices of Christ. but as an effort to explore the meaning of the office of Christ as a priest. Because there are still "Christians" who do not clearly understand the meaning of the three offices of Christ for the practice of world evangelism. Then how does this doctrine of Christology, which seems so transcendent, relate to the practical life of humans every day? How should this concept shape the practice of world evangelism? So it would be nice to discuss three office that are focused on each position. As in the Old Testament the role of Mediation of prophets, priests, and kings is filled with separate individuals, the three offices are now united in one person Jesus Christ. This truth must be clarified to believers so that they understand the implementation of world morePengajaran Eskatologi dalam Pendidikan Agama Kristen di SekolahJune 2020Simsoni Yosua Daud PatolaOda Judithia WidianingAn essential aspect of the doctrine of escatology is futuristic fact, namely the disclosure of a number of events that will occur in the future through prophecy in the past. For this reason Bible prophecy is the dominant focus in the investigation and discussion of the doctrine of eschatology. Eschatology is the most important doctrine that must be taught in the church, family, and school ... [Show full abstract] environment as Christian education material, the Doctrine of Eschatology is very important taught to students in schools, so that they understand it and take the attitude to repent and believe in Jesus Christ and obtain life-saving work. Everlasting, now while still alive on earth and later when Jesus comes the second time to pick up every believer By knowing eschatology, students can prepare themselves spiritually with a strong faith that Jesus will come a second time to pick up believers in the resurrection from the first stage of the dead and those who are still alive will experience the rapture to heaven. In Christian education in schools students must be taught that in the first stage of the resurrection the believers in the Old Testament era and the New Testament era will be raised from the grave, and the believers who are still alive at the time will be raptured, they will obtain a glorious body for and enter the feast of the Lamb of God. In Christian education it is necessary to put in place precautionary advice, encouragement to work faithfully, talent development, affirmation of responsibility for all actions, and noble hope for the day of the Lord's escatology; Christian educationAbstrakAspek penting dari ajaran eskatologi adalah fakta futuristik, yang merupakan wahyu tentang beberapa peristiwa yang akan terjadi di masa depan melalui nubuat masa lalu. Karena alasan ini, nubuat Alkitab menjadi pusat pemeriksaan dan diskusi tentang ajaran eskatologi. Eskatologi merupakan doktrin terpenting yang harus diajarkan dalam lingkungan gereja, keluarga, dan sekolah sebagai materi pendidikan agama Kristen, Doktrin Eskatologi sangat penting diajarakan kepada anak didik di sekolah, agar mereka memahaminya dan mengambil sikap untuk bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus dan memperoleh karya keselamtan hidup yang kekal, sekarang ketika masih hidup di dunia dan nanti ketika Yesus datang kedua kali menjemput setiap orang percaya. Dengan mengetahui Eskatologi anak didik dapat mempersiapkan diri secara rohani dengan iman yang kuat bahwa Yesus akan datang kedua kali unuk menjemput orang-orang percaya pada kebangkitan dari antara orang mati tahap pertama dan orang-orang yang masih hidup pada saat itu akan mengalami pengangkatan ke surga the rapture to heaven. Dalam Pendidikan agama Kristen di sekolah anak didik harus diberikan pengajaran bahwa dalam kebangkitan tahap pertama orang-orang percaya pada zaman Perjanjian Lama dan zaman Perjanjan Baru akan dibangkitkan dari kubur, serta orang-orang percaya yang masih hidup pada saat akan diangkat rapture, mereka akan memperoleh tubuh kemuliaan untuk dan masuk dalam pesta Anak Domba Allah. Dalam pendidikan agama Kristen perlu disisipkan adanya nasihat untuk berjaga-jaga, dorongan untuk bekerja dengan setia, pengembangan talenta, penegasan tentang tanggung jawab atas semua tindakan, dan pengharapan yang mulia akan hari kedatangan kunci eskatologi; pendidikan KristenRead moreMENGIMANI YESUS KRISTUS SANG PEMBEBAS SUATU UPAYA BERKRISTOLOGI DALAM KONTEKS PEMISKINAN GEREJA IND...December 2019 Studia Philosophica et TheologicaMeki MulaitIn the Gospels there are various titles for Jesus. The name is given by the peoples of his name when he meets Jesus. There are times when they call Jesus “Christ the Son of the living God” Matthew 1616. They also call Jesus a teacher or rabbi. Jesus is also called the savior of the world for delivering salvation from God to the world. The meaning of Jesus’ titles based on the encounter ... [Show full abstract] provides an opportunity for the reflection of Christology in the context of different problems. Jesus the Liberator who is to be reflected in this article is a part of Christological reflection in the context of mission tension and religious plurality and culture on the one hand and socio-political issues and impoverishment on the other. Jesus liberator becomes an alternative reflection of christology in response to the question. Dalam Injil ada berbagai sebutan untuk Yesus. Sebutandiberikan oleh orangorang yangberjumpa dengan Yesus. Suatu waktu mereka memanggil Yesus “Kristus Anak Allah yang hidup” Matius 1616. Ada juga yang menyebut Yesus sebagai seorang Guru atau Rabi. Yesus juga disebut Penyelamat Dunia karena Dia diutus Allah untuk menyelamatkan dunia. Arti gelar-gelar Yesus yang didasarkan pada perjumpaan itu, memberi kesempatan bagi refleksi Kristologi dalam konteks persoalan yang beragam. Yesus Pembebas yang akan dibahas dalam artikel ini merupakan bagian dari refleksi Kristologis dalam konteks ketegangan antara misi dan pluralitas agama dan budaya di satu sisi dan masalah sosial-politik dan pemiskinan di sisi lain. Berhadapan dengan ketegangan dialektis di atas, dalam artikel ini penulis nenawarkan refleksi tentang Yesus moreLast Updated 17 Feb 2023Interested in research on Citrus sinensis?Join ResearchGate to discover and stay up-to-date with the latest research from leading experts in Citrus sinensis and many other scientific topics.
Homepage» Berita Utama » Dua Orang Tertancap Panah, Satu Terkena Bacokan. Dua Orang Tertancap Panah, Satu Terkena Bacokan sekelompok pemuda dari Dusun Due berkumpul dan mendatangi keluarga Fitri di Dusun Wodi. Untuk mencari HS yang diduga pemanah Aldi dan Tasrif. Baca Juga Seorang Wanita dan Tiga Pria Disikat, 21 Poket Shabu Disita “Dan lagi Aku berkata kepadamu Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.” Mat. 1819-20 Jika beberapa orang yang berdoa bersama, barulah Tuhan Yesus mengabulkan permintaan mereka. Hal ini merupakan sebuah kemurahan dari Tuhan Yesus. Asalkan ada “dua orang” yang berdoa dengan sepakat saja maka sudah cukup, Tuhan akan mengabulkan. Selain itu, di mana pun manusia berada, asalkan ada “dua atau tiga orang” berkumpul dalam nama-Nya, maka di situ Dia ada di tengah-tengah tidak menuntut harus ada banyak orang berdoa baru mau mengabulkan permintaan. Dia juga tidak menuntut harus ada banyak orang yang berkumpul bersama, baru rela berada di antara mereka. Karena yang penting bagi Tuhan bukanlah “jumlah”, tapi kerelaan “hati” manusia untuk berdoa dan berkumpul. Dari semula yang Tuhan anggap penting adalah “hati” manusia. Oleh sebab itu, asalkan ada dua atau tiga orang dengan sepakat dan sehati berdoa dan berkumpul, maka Tuhan akan berada di antara mereka dan mengabulkan permintaan hanya “seorang diri” saja berdoa untuk kota Sodom tetapi Tuhan rela mendengarkan doanya satu per satu Kej. 1822-23. Apalagi bila ada dua atau tiga orang yang sepakat sehati berkumpul dan berdoa! “Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel “Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.” 1Sam. 167. Tuhan hanya melihat hati manusia yang berdoa, apakah ia berdoa dengan tulus dan jujur, dengan teguh dan sungguh-sungguh. Tuhan tidak melihat berapa jumlah orang yang berkumpul dan berdoa, karena itu adalah kemuliaan yang hampa. “Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN, Allah semesta alam.” Yer. 1516. Hai anak-anak Tuhan, jadikanlah firman Tuhan sebagai makanan dan makanlah! Percayalah pada apa pun yang Tuhan katakan. Tuhan berkata, asalkan ada “dua orang” yang sepakat meminta, maka Ia akan mendengarkan permintaan mereka, Dia juga berkata asalkan ada “dua atau tiga orang” berkumpul dalam nama-Nya, maka Dia akan berada di antara mereka. Maka percayalah dan perbuatlah demikian!Jika seseorang tidak mempraktekkan firman Tuhan dalam hidupnya dan hanya mengumpulkan pengetahuan teologi, maka apa gunanya? Cobalah! Asalkan ada “dua orang” atau “dua tiga orang” berdoa atau berkumpul, maka akan mendapatkan berkat yang tak terbayangkan! Pikirkanlah, jika hanya “dua orang” atau “dua tiga orang” berdoa atau berkumpul saja bisa mendapatkan berkat, maka terlebih lagi kekuatan dan berkat yang dapat diperoleh bila ada orang banyak yang bersama-sama berdoa atau berkumpul. Di wilayah Cimahi sebanyak tiga orang ditangkap pihak Kepolisian, sebagai imbas kegiatan konvoi Khilafatul Muslimin yaitu berinisial AE, AS dan SA sedangkan di Karawang berhasil diamankan dengan inisial HM dan EU," kata Ibrahim dalam keterangannya, Selasa (14/6/2022).