A Bacaan Lafal Surat Al-Qashash Ayat 79-82 dan Artinya. B. Isi Kandungan Al-Qur'an Surat al-Qashash Ayat 79-82. Ayat 79-82 ditampilkan kisah Qarun dengan memaparkan kekuatan harta dan pengetahuan yang juga berakhir dengan kebinasaan saat disertai oleh kedurhakaan dan keangkuhan. Kisah ini ditampilkan sebagai peringatan kepada kaum
۞ إِنَّ قَٰرُونَ كَانَ مِن قَوْمِ مُوسَىٰ فَبَغَىٰ عَلَيْهِمْ ۖ وَءَاتَيْنَٰهُ مِنَ ٱلْكُنُوزِ مَآ إِنَّ مَفَاتِحَهُۥ لَتَنُوٓأُ بِٱلْعُصْبَةِ أُو۟لِى ٱلْقُوَّةِ إِذْ قَالَ لَهُۥ قَوْمُهُۥ لَا تَفْرَحْ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْفَرِحِينَ Arab-Latin Inna qārụna kāna ming qaumi mụsā fa bagā 'alaihim wa ātaināhu minal-kunụzi mā inna mafātiḥahụ latanū`u bil-'uṣbati ulil-quwwati iż qāla lahụ qaumuhụ lā tafraḥ innallāha lā yuḥibbul-fariḥīnArtinya Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. Ingatlah ketika kaumnya berkata kepadanya "Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri". Al-Qashash 75 ✵ Al-Qashash 77 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangTafsir Mendalam Tentang Surat Al-Qashash Ayat 76 Paragraf di atas merupakan Surat Al-Qashash Ayat 76 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam tafsir mendalam dari ayat ini. Didapati beragam penafsiran dari kalangan ulama tafsir berkaitan isi surat Al-Qashash ayat 76, antara lain seperti tercantum📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaSesungguhnya Qarun itu termasuk dari kaum Musa. Dia berbuat melampaui batas dalam kesombongan dan otoriter terhadap orang-orang. Dan Kami telah memberikan kepada Qarun dari perbendaharaan harta kadar yang sangat melimpah, sampai-sampai kuncinya sungguh-sungguh berat dipikul oleh banyak orang berfisik kuat. Ketika itu, kaumnya berkata kepadanya, “janganlah kamu berlaku congkak dengan penuh kegirangan dengan kekayaan yang ada padamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang congkak yang tidak mensyukuri Allah atas pemberian yang diberikanNya kepada mereka.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram76. Sesungguhnya Qārūn itu dari kaum Musa -'alaihissalām-, lalu ia berlaku sombong terhadap mereka. Dan Kami telah memberinya perbendaharaan harta yang kunci-kunci lemari tempat menyimpan hartanya terasa berat bagi sekumpulan orang-orang kuat untuk memikulnya, tatkala kaumnya berkata kepadanya, “Janganlah kamu bergembira dengan berlebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang bergembira dengan sombong, justru Allah memurkainya dan menyiksanya karena hal itu.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah76. Kaum Quraisy memandang harta sebagai ukuran kehormatan dan kekuasaan mereka; maka Allah membuat perumpamaan bagi bagi orang-orang musyrik itu dengan umat-umat terdahulu. Qarun adalah kerabat Nabi Musa, dia mengumpulkan harta yang banyak dan menampakkan kesombongan dan keangkuhan serta enggan untuk mensyukuri nikmat. Dalam firman Allah [وءاتيناه] Dan Kami memberinya’, untuk menjelaskan siapa yang telah memberinya kekayaan sehingga tidak layak bagi Qarun untuk sombong. Qarun menyimpan hartanya di dalam ruang penyimpanan yang membutuhkan banyak alat untuk membukanya dan alat itu sangat berat meskipun dipikul oleh sekelompok orang yang kuat. Dan terjadilah percakapan antara Qarun dan kaumnya yang beriman, mereka menasehatinya agar tidak bersikap angkuh dan terlalu bangga. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang membanggakan diri seperti dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah76. إِنَّ قٰرُونَ كَانَ مِن قَوْمِ مُوسَىٰ Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa An-Nakha’i, Qatadah, dan lainnya berpendapat bahwa Qarun adalah keponakan Nabi Musa. فَبَغَىٰ عَلَيْهِمْ ۖ maka ia berlaku aniaya terhadap mereka Yakni benar-benar berlaku sewenang-wenang dan sombong terhadap kaumnya dan enggan untuk mentaati Musa dan beriman kepada Allah. وَءَاتَيْنٰهُ مِنَ الْكُنُوزِdan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta Makna الكنز adalah harta yang disimpan. مَآ إِنَّ مَفَاتِحَهُۥyang kunci-kuncinya Yakni kunci-kunci tempat menyimpan hartanya. لَتَنُوٓأُ بِالْعُصْبَةِ أُو۟لِى الْقُوَّةِ sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat Yakni sekelompok lelaki masih akan merasa berat jika hendak mengangkatnya. Lalu bagaimana dengan ukuran harta bendanya itu sendiri? إِذْ قَالَ لَهُۥ قَوْمُهُۥ لَا تَفْرَحْ ۖ Ingatlah ketika kaumnya berkata kepadanya “Janganlah kamu terlalu bangga Yakni janganlah kamu sombong dan angkuh. إِنَّ اللهَ لَا يُحِبُّ الْفَرِحِينَ sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri” Yakni oran-orang yang sombong yang tidak bersyukur kepada Allah atas apa yang telah Dia berikan kepada mereka.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah76. Sesungguhnya Qarun adalah anak dari pamannya nabi Musa dari kaum Bani Israil. Dia sombong terhadap kaumnya dengan membanggakan hartanya yang sangat banyak dan ingin memimpin mereka. Kami memberinya Qarun harta yang sangat melimpah dan terpelihara. Sesungguhnya kunci-kunci gudang hartanya sangat berat dipikul oleh kumpulan orang-orang kuat yang banyak. Ketika kaumnya berkata padanya “Kamu tidak akan bahagia dengan membanggakan harta yang banyak, sesungguhnya Allah tidak meridhai orang-orang sombong yang tidak bersyukur kepadaNya atas apa yang diberikan kepadanya” Kemudian dia marah dan menghukum mereka.📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah{Sesungguhnya Qarun termasuk kaum Musa. Dia berlaku angkuh terhadap mereka} Dia sombong kepada mereka {Kami telah menganugerahkan kepadanya} Kami memberinya {perbendaharaan harta} harta-harta yang disimpan dalam peti-peti {yang kunci-kuncinya} yang kunci-kunci dari petinya {sungguh berat dipikul} sungguh berat dipikul oleh banyak orang {oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. Ketika kaumnya berkata kepadanya,“Janganlah terlalu bangga} jangan terlalu bangga dengan banyaknya harta {Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diriMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H76. Allah mengabarkan tentang kondisi Qarun, apa yang telah dia perbuat, apa yang ditimpakan terhadapnya, dia telah diberi nasihat dan ditegur. Allah berfirman, “Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa,” maksudnya, dari bangsa Isra’il , yaitu orang-orang yang mampu mengungguli manusia lainnya dan melebihi mereka di zamannya. Allah telah menganugerahkan kepada mereka segala sesuatu yang dianugerahkanNya. Pada awalnya keadaan mereka selaras dengan keadaan istiqamah. Akan tetapi Qarun telah berbuat semena-mena terhadap kaumnya, dia menjadi congkak karena harta benda yang berlimpah yang membuat congkak orang yang diberi anugerah dengannya, “Dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta.” Maksudnya, perbendaharaan harta kekayaan yang sangat besar, “yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat.” Ushbah adalah sepuluh hingga Sembilan orang, hingga tujuh orang. Artinya hingga kunci-kunci perbendaharaan harta kekayaannya dirasa sangat berat untuk dipikul oleh sekelompok manusia. Itu kunci-kuncinya. Lalu bagaimana dengan perbendaharaan-perbendaharaannya gudang-gudangnya. “Ingatlah ketika kaumnya berkata kepadanya” seraya menasehati dan mengingatkannya dari kecongkakannya, “janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri.” Maksudnya, jangan kamu bangga dengan harta kekayaan yang sangat besar ini, lalu kamu membangga-banggakannya dan membuatmu lalai terhadap akhirat, karena sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang membanggakannya, yaitu orang-orang yang tenggelam dalam mencintainya.📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-SyawiSurat Al-Qashash ayat 76 Pada akhir kisah ini datang kisah qarun, di mana Allah kabarkan bahwasanya qarun adalah bagian dari kaum Musa, akan tetapi dzalim terhadap sesamanya dan menjadi penolong fir’aun. Allah kemudian kabarkan bahwa Ia memberikan qarun harta dan perbendaharaan harta yang banyak dan saking banyaknya sampai-sampai berat kuncinya ketika dibawa oleh beberapa laki-laki. Telah dinasihati ia oleh bani israil akan dirinya dan hartanya, sebab Allah tidak menyukai mereka yang menisbatkan karunia Allah kepada selain dari-Nya; Di mana qarun menisbatkan karunia Allah karena sebab kepiawaiannya, kesombongannya dan lain sebagainya.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan keadaan Qarun, perbuatan yang dilakukan olehnya, dan bahwa ia telah dinasihati sebelumnya. Karun adalah salah seorang anak paman Nabi Musa alaihis salam atau termasuk Bani Israil. Dengan bersikap sombong. Jika kuncinya saja sudah berat, lalu bagaimana dengan harta kekayaannya. Yang mukmin dari kalangan Bani Israil. Dengan kenikmatan yang besar itu dan sampai membuatnya lalai dari dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Qashash Ayat 76Setelah pada ayat-ayat di awal surah berbicara tentang kekuatan dan kekuasaan fir`aun yang berakhir dengan kebinasaan karena kedurhakaan dan kezaliman, di sini Allah memaparkan kekuatan harta dan pengetahuan yang juga berakhir dengan kebinasaan saat disertai dengan kedurhakaan dan keangkuhan. Allah berfirman; sesungguhnya karun termasuk kaum musa yang hidup semasa dengannya dan konon adalah anak nabi musa. Tetapi meski berasal dari keluarga terhormat dia melampaui batas dengan berlaku zalim terhadap mereka dan sombong. Ia adalah seorang yang kami beri nikmat dengan memasukkannya ke dalam kelompok kaum nabi musa, dan kami telah menganugerahkan pula kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kunci gudang tempat penyimpanan hartanya itu sungguh sangat banyak sehingga terasa berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. Itu baru kuncinya, ada pun harta kekayaannya, tidak mungkin dapat dipikul oleh orang yang sangat banyak sekali pun. Ingatlah ketika ia terpedaya oleh nikmat Allah yang dikaruniakan kepadanya dengan mengingkari dan tidak mensyukurinya, kaumnya menasihatinya dengan berkata kepadanya, 'janganlah engkau terlalu bangga dengan harta kekayaan yang engkau miliki, kebanggaan yang menjadikanmu melupakan Allah yang menganugerahkan nikmat itu sehingga tidak bersyukur kepada-Nya. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang membanggakan diri. ' orang-orang kafir mekkah yang menentang nabi Muhammad. Telah tertipu oleh harta mereka, sebab kekayaan mereka digunakan untuk menindas kaum muslim. Padahal, harta benda mereka sangat sedikit jika dibandingkan dengan harta karun. Orang kaya yang angkuh dan zalim akan berakhir dengan kebinasaan. 77. Nasihat di atas tidak berarti seseorang hanya boleh beribadah murni mah'ah dan melarang memperhatikan dunia. Berusahalah sekuat tenaga dan pikiran untuk memperoleh harta, dan carilah pahala negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu di dunia, berupa kekayaan dan karunia lainnya, dengan menginfakkan dan menggunakannya di jalan Allah. Akan tetapi pada saat yang sama janganlah kamu lupakan bagianmu dari kenikmatan di dunia dengan tanpa berlebihan. Dan berbuatbaiklah kepada semua orang dengan bersedekah sebagaimana atau disebabkan karena Allah telah berbuat baik kepadamu dengan mengaruniakan nikmat-Nya, dan janganlah kamu berbuat kerusakan dalam bentuk apa pun di bagian mana pun di bumi ini, dengan melampaui batas-batas yang telah ditetapkan oleh Allah. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan dan akan memberikan balasan atas kejahatan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikianlah aneka ragam penafsiran dari beragam mufassir terkait kandungan dan arti surat Al-Qashash ayat 76 arab-latin dan artinya, moga-moga bermanfaat bagi kita. Support dakwah kami dengan memberikan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan Halaman Terbanyak Dikunjungi Kaji ratusan halaman yang terbanyak dikunjungi, seperti surat/ayat Ali Imran 134, Al-Baqarah 2, Al-Isra 23-24, Al-Infithar, Al-Isra 1, Al-Baqarah 186. Juga Az-Zariyat 56, Ali Imran 133, Al-Jumu’ah 9, Al-Baqarah 30, Ar-Ra’d, Al-Ahzab 21. Ali Imran 134Al-Baqarah 2Al-Isra 23-24Al-InfitharAl-Isra 1Al-Baqarah 186Az-Zariyat 56Ali Imran 133Al-Jumu’ah 9Al-Baqarah 30Ar-Ra’dAl-Ahzab 21 Pencarian qs al isra ayat 13, surat albaqarah ayat 177, yunus ayat 91, surah al khalaq, qs. an-nur ayat 2 Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
kandungansurat al 3 agustus 2022 arab latin dan wib isi kandungan piala aff u16 memaknai peringatan 17 agustus 2022 melalui isi kandungan al-quran surah al-anfal lengkap arab latin dan arti - mantra sukabumi . Title length. De length of the title is 127 characters long.
قَالَ إِنِّىٓ أُرِيدُ أَنْ أُنكِحَكَ إِحْدَى ٱبْنَتَىَّ هَٰتَيْنِ عَلَىٰٓ أَن تَأْجُرَنِى ثَمَٰنِىَ حِجَجٍ ۖ فَإِنْ أَتْمَمْتَ عَشْرًا فَمِنْ عِندِكَ ۖ وَمَآ أُرِيدُ أَنْ أَشُقَّ عَلَيْكَ ۚ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ Arab-Latin Qāla innī urīdu an ungkiḥaka iḥdabnatayya hātaini 'alā an ta`juranī ṡamāniya ḥijaj, fa in atmamta 'asyran fa min 'indik, wa mā urīdu an asyuqqa 'alaīk, satajidunī in syā`allāhu minaṣ-ṣāliḥīnArtinya Berkatalah dia Syu'aib "Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah suatu kebaikan dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu Insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik". Al-Qashash 26 ✵ Al-Qashash 28 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangKandungan Menarik Berkaitan Dengan Surat Al-Qashash Ayat 27 Paragraf di atas merupakan Surat Al-Qashash Ayat 27 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam kandungan menarik dari ayat ini. Didapatkan beragam penafsiran dari berbagai ulama terhadap makna surat Al-Qashash ayat 27, di antaranya sebagaimana tertera📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaOrang tua itu berkata kepada Musa, “Sesungguhnya aku ingin menikahkan kamu dengan salah seorang putriku ini dengan syarat kamu bekerja untukku menggembala ternakku selama delapan tahun sebagai imbalannya. Apabila kamu menyempurnakan sampai sepuluh tahun, maka itu adalah satu tindakan baik darimu. Dan aku tidak ingin mempersulit dirimu dengan menjadikan masa kerjanya sepuluh tahun. Kamu akan mendapatiku insya allah termasuk orang-orang yang shalih dalam pergaulan yang baik dan menepati janji apa yang aku katakan.”📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram27. Ayah dari kedua wanita itu berkata kepada Musa -'alaihissalām-, “Sesungguhnya aku ingin menikahkan engkau dengan salah satu dari anakku ini dengan syarat maharnya yaitu engkau menggembalakan kambing kami selama delapan tahun, jika engkau ingin menyempurnakan sampai sepuluh tahun, maka terserah kepadamu, tidak wajib bagimu, karena perjanjiannya hanya selama delapan tahun, adapun lebih dari itu maka itu adalah tidak wajib. Aku tidak ingin membebanimu dengan sesuatu yang memberatkanmu. Engkau akan mendapatiku insya Allah termasuk orang-orang yang saleh, yang menepati janji dan tidak mengingkarinya.”📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah27. Syuaib menerima usulan putrinya, maka dia mulai memberi tawaran kepada Musa dengan mengungkapkan bahwa dia ingin menikahkannya dengan salah satu putrinya dan berharap maharnya berupa jasa pekerjaan dari Musa -sesuai dengan kaidah dalam syariatnya- selama delapan tahun, dan jika Musa ingin menambahnya menjadi sepuluh tahun maka itu adalah kebaikan dari dirinya. Dan Syuaib juga berkata “Aku tidak ingin akad ini menyusahkanmu, namun aku ingin berbaik hati dan berlemah lembut padamu; karena itulah sifat orang yang shalih.”Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah27. قَالَ إِنِّىٓ أُرِيدُ أَنْ أُنكِحَكَ إِحْدَى ابْنَتَىَّ هٰتَيْنِ katalah dia Syu’aib “Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini Ayat ini menunjukkan disyariatkannya penawaran wali perempuan kepada lelaki yang serasi dan shalih, dan ini adalah sunnah yang tetap ada dalam agama Islam. Sebagaimana disebutkan bahwa Umar menawarkan putrinya yang bernama Hafsah kepada Utsman, kemudian kepada Abu Bakar; dan kisah ini cukup terkenal; serta kisah-kisah lain dalam hal ini yang terjadi pada masa Rasulullah maupun para sahabat. عَلَىٰٓ أَن تَأْجُرَنِى ثَمٰنِىَ حِجَجٍ ۖ atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun Yakni mahar putriku adalah dengan kamu bekerja menggembalakan kambing untukku selama delapan tahun. فَإِنْ أَتْمَمْتَ عَشْرًا فَمِنْ عِندِكَ ۖ dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah suatu kebaikan dari kamu Yakni jika kamu melengkapi pekerjaanmu yang delapan tahun menjadi sepuluh tahun, yakni menambah dua tahun untukku, maka itu merupakan kebaikan darimu dan bukan tuntutanku kepadamu. Ia menjadikan tambahan dua tahun itu sebagai bukti kebaikannya. وَمَآ أُرِيدُ أَنْ أَشُقَّ عَلَيْكَ ۚ maka aku tidak hendak memberati kamu Dengan mengharuskanmu untuk menyempurnakannya sepuluh tahun. سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ اللهُ مِنَ الصّٰلِحِينَ Dan kamu Insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik” Orang yang baik dalam berinteraksi dan menepati janji.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah27. Kemudian nabi Syu´aib menjawab "Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun itu sebagai mahar. Jika kamu cukupkan menjadi sepuluh tahun maka itu adalah suatu kebaikan dari kamu, maka aku tidak bermaksud membebani kamu untuk menggenapkan sepuluh tahun. Engkau insyaAllah jika Allah menghendaki akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik dan menepati janji. Sehingga ini menjadi syariat sebagai syarat kehadiran wali perempuan dalam pernikahan".📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahDia berkata,“Sesungguhnya aku bermaksud menikahkanmu} menikahkanmu {dengan salah seorang dari kedua anak perempuanku ini dengan syarat bahwa kamu bekerja padaku} kamu menjadi pekerja untukku untuk memelihara hewan ternakku {selama delapan tahun} tahun {Jika kamu menyempurnakannya sepuluh tahun, itu adalah kebaikan darimu. Aku tidak bermaksud memberatkanmu. Insyaallah akan akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik”Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H27. Lalu “dia berkata.” Maksudnya, penguasa negeri Madyan itu kepada Musa, “SEsungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja kepadaku,” maksudnya, kamu menjadi pekerjaku dengan upah “selama delapan musim haji,” maksudnya, delapan tahun. “Dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah suatu kebaikan darimu,” adalah sumbangan darimu, tidak ada sesuatu yang wajib atasmu, “aku tidak hendak memberatkanmu,” lalu aku mewajibkan sepuluh tahun kepadamu; atau aku ingin mempekerjakanmu supaya membebanimu dengan pekerjaan-pekerjaan yang ringan lagi mudah, tidak meberatkan, “dan kamu insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik.” Lalu Syu’aib membuatnya menyukai untuk diangkat sebagai karyawan dengan cara membebankan pekerjaan yang ringan dan perlakuan yang baik. Ini membuktikan bahwa lelaki yang shalih harus memperbaiki akhlaknya sebisa mungkin, dan bahwa faktor jenis pekerjaan yang dituntut darinya adalah lebih penting daripada faktor lainnya.📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-SyawiSurat Al-Qashash ayat 27 Kemudian berkata bapak dari kedua wanita tersebut Sungguh aku ingin engkau menikah dengan salah satu dari kedua anakku dan menjadikan maharnya berupa upah dengan menggembalakan ternak-ternakku selama 7 tahun lamanya, dan jika engkau perpanjang sampai 10 tahun, maka hal ini lebih baik untukmu dan aku. Dan aku berharap padamu agar menggembalakan ternak kami selama 10 tahun lamanya, dan engkau adalah termasuk orang-orang yang shalih wahai Musa -insya Allah- dalam memenuhi akad.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, mengembala kambingku. Dan tidak wajib kamu lakukan. Yakni, aku hanyalah membebanimu dengan pekerjaan yang ringan dan tidak berat. Keinginannya untuk memberikan kemudahan dan bermuamalah secara baik menunjukkan bahwa orang tersebut adalah orang yang dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Qashash Ayat 27Sang ayah memahami kekaguman anak perempuannya terhadap musa dan memang orang seperti musalah yang didambakan setiap perempuan untuk menjadi suami. Dengan tanpa segan dia berkata, "sesungguhnya aku bermaksud ingin menikahkan engkau dengan salah seorang dari kedua anak perempuanku ini yang telah engkau lihat dan kenal sejak di tempat sumber air. Pernikahan itu dengan ketentuan bahwa engkau bekerja padaku selama delapan tahun dan jika engkau sempurnakan yang delapan tahun itu menjadi sepuluh tahun secara sukarela maka itu adalah suatu kebaikan darimu, bukan sebuah kewajiban yang mengikat, dan kendati itu adalah usulan dariku tetapi ketahuilah bahwa aku tidak bermaksud memberatkan engkau. Aku akan selalu berusaha menjadi orang yang menepati janji. Lnsya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang baik. "28. Setelah mempertimbangkan segala sesuatunya, musa menerima usulan tersebut, dan dia berkata, "itu adalah perjanjian yang adil antara aku dan engkau. Adapun alternatif waktu yang engkau berikan, aku belum bisa memastikannya sekarang, tetapi pada prinsipnya yang mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu yang aku sempurnakan, maka setelah itu tidak ada tuntutan tambahan atas diriku lagi. Dan Allah menjadi saksi atas apa yang kita ucapkan. ".Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikian beragam penjelasan dari banyak mufassirun mengenai kandungan dan arti surat Al-Qashash ayat 27 arab-latin dan artinya, moga-moga menambah kebaikan bagi kita semua. Dukunglah syi'ar kami dengan memberikan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan Yang Tersering Dicari Kami memiliki berbagai halaman yang tersering dicari, seperti surat/ayat Al-Ahzab 21, Al-Isra 1, Al-Jumu’ah 9, Az-Zariyat 56, Ali Imran 133, Al-Baqarah 2. Juga Al-Infithar, Ar-Ra’d, Al-Isra 23-24, Al-Baqarah 186, Ali Imran 134, Al-Baqarah 30. Al-Ahzab 21Al-Isra 1Al-Jumu’ah 9Az-Zariyat 56Ali Imran 133Al-Baqarah 2Al-InfitharAr-Ra’dAl-Isra 23-24Al-Baqarah 186Ali Imran 134Al-Baqarah 30 Pencarian surat annas beserta artinya, surat yusuf ayat 26, surah al-maidah ayat 2 beserta artinya, qs. al-isra' ayat 32, wama adrokama al-qoriah Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
77 Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan. QS. Al-Qasas.
قَالَ إِنَّمَآ أُوتِيتُهُۥ عَلَىٰ عِلْمٍ عِندِىٓ ۚ أَوَلَمْ يَعْلَمْ أَنَّ ٱللَّهَ قَدْ أَهْلَكَ مِن قَبْلِهِۦ مِنَ ٱلْقُرُونِ مَنْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَأَكْثَرُ جَمْعًا ۚ وَلَا يُسْـَٔلُ عَن ذُنُوبِهِمُ ٱلْمُجْرِمُونَ Arab-Latin Qāla innamā ụtītuhụ 'alā 'ilmin 'indī, a wa lam ya'lam annallāha qad ahlaka ming qablihī minal-qurụni man huwa asyaddu min-hu quwwataw wa akṡaru jam'ā, wa lā yus`alu 'an żunụbihimul-mujrimụnArtinya Karun berkata "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku". Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka. Al-Qashash 77 ✵ Al-Qashash 79 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangHikmah Mendalam Terkait Dengan Surat Al-Qashash Ayat 78 Paragraf di atas merupakan Surat Al-Qashash Ayat 78 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam hikmah mendalam dari ayat ini. Didapatkan aneka ragam penjelasan dari kalangan pakar tafsir terkait isi surat Al-Qashash ayat 78, sebagiannya seperti tertera📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaQarun berkata kepada kaumnya yang menasehatinya, “Aku di anugerahi perbendaharaan kekayaan ini, disebabkan oleh apa yang aku miliki berupa ilmu pengetahuan dan kemampuan.” Dan apakah Qarun tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah telah melenyapkan umat-umat manusia sebelum dirinya yang memiliki kekuatan yang lebih besar daripadanya dan lebih banyak mengumpulkan harta kekayaan? Dan orang-orang yang berdosa tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka, karena Allah telah mengetahuinya. Mereka itu ditanya dengan pertanyaan untuk tujuan menjelek-jelekkan dan penetapan pengakuan mereka saja. Dan Allah akan menghukum mereka atas apa yang Dia ketahui dari mereka.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram78. Qārūn berkata, “Sesungguhnya aku mendapatkan harta ini karena pengetahuan dan kekuasaan yang aku punyai, karena itu aku berhak atas harta ini dengan alasan tersebut.” Tidakkah Qārūn mengetahui bahwa Allah telah menghancurkan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat dan lebih banyak mengumpulkan harta? Tidaklah berguna bagi mereka kekuatan mereka dan harta-harta mereka. Dan pada hari Kiamat orang-orang yang berbuat jahat tidak ditanya tentang dosa-dosa mereka karena Allah sudah mengetahuinya. Adapun pertanyaan yang ditujukan kepada mereka adalah pertanyaan yang menunjukkan kehinaan dan celaan.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah78. Qarun menanggapi nasehat orang-orang beriman dengan tetap bersikap angkuh dan ingin membuat mereka diam dan berhenti menasehati “Tidaklah aku mendapatkan harta melainkan dengan ilmuku yang tinggi mengenai cara memperbanyak harta.” Hai Qarun, kamu lalai dari menghayati keadaan yang terjadi pada umat-umat terdahulu ketika orang-orang yang lebih berkuasa dan lebih kaya darimu berbuat kerusakan dan kezaliman, maka mereka mendapat kemurkaan Allah sehingga Dia membinasakan mereka atas perbuatan buruk yang telah mereka lakukan. Dan tidak perlu menanyakan dosa orang-orang yang bermaksiat, karena Allah Maha Mengetahuinya, dan mereka tidak akan dapat lari dari dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah78. قَالَ إِنَّمَآ أُوتِيتُهُۥ عَلَىٰ عِلْمٍ عِندِىٓ ۚ Karun berkata “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku” Yakni ilmunya dalam pekerjaan dan perniagaan. Pendapat lain mengatakan yakni ilmunya mengenai harta berharga yang terpendam. أَوَلَمْ يَعْلَمْ أَنَّ اللهَ قَدْ أَهْلَكَ مِن قَبْلِهِۦ مِنَ الْقُرُونِ مَنْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةًDan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya Yang dimaksud dengan القرون adalah umat-umat terdahulu. وَأَكْثَرُ جَمْعًا ۚ dan lebih banyak mengumpulkan harta? Yakni mengumpul harta. Seandainay harta dan kekuatan menunjukkan kemuliaan seseorang maka Allah tidak akan membinasakan mereka. وَلَا يُسْـَٔلُ عَن ذُنُوبِهِمُ الْمُجْرِمُونَ Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka Yakni janganlah kamu bertanya para malaikat kelak tentang orang-orang yang berdosa, sebab mereka mengetahui mereka dari tanda-tandanya kerena mereka akan dibangkitkan dengan wajah yang hitam membiru.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah78. Qarun pun menjawab kaumnya “Sesungguhnya harta ini kudapatkan dengan pengetahuanku dan kemahiranku dalam bekerja dan berdagang” Apakah dia tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah menghancurkan umat-umat terdahulu sebelumnya dengan mengazab mereka, sedangkan mereka itu lebih kuat dan lebih memiliki banyak harta daripada dia Salah satu bukti yang menunjukkan bahwa kekuatan dan harta itu bukan merupakan keutamaan. Orang-orang jahat yang suka bermaksiat itu tidak ditanya tentang dosa-dosa mereka dengan bentuk teguran dan menggali informasi, karena Allah SWT selalu mengamati dosa-dosa mereka, namun mereka akan ditanya dengan bentuk pertanyaan ejekan📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahDia berkata} Qarun berkata {“Sesungguhnya aku diberi itu semata-mata karena ilmu yang ada padaku”} sesungguhnya aku mendapatkan perbendaharaan harta ini kaarena aku memiliki ilmu dan kemampuan {Apakah dia tidak tahu bahwa sesungguhnya Allah telah membinasakan sebelum dia generasi} umat-umat {yang lebih kuat daripada dia dan lebih banyak mengumpulkan harta. Orang-orang yang durhaka itu tidak ditanya tentang dosa-dosa merekaMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H78. Maka “berkatalah” Qarun untuk menolak nasihat mereka dan kafir terhadap karunia Tuhannya, “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku.” Maksudnya, sesungguhnya aku memperoleh harta kekayaan ini karena usahaku dan pengetahuanku tentang berbagai bentuk model usaha dan kepandaianku. Atau berdasarkan pengetahuan Allah tentang keadaanku. Dia telah mengetahui bahwa aku memang berhak untuk itu. Lalu kenapa kalian menasehatiku atas pemberian yang Allah berikan kepadaku? Lalu Allah berfirman untuk menjelaskan bahwa pemberianNya bukan berarti bukti atas baiknya keadaan orang yang mendapatkan pemberian, “Dan apakah dia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta?” maka apa yang bisa menjadi penghalang untuk membinasakan Qarun, sedangkan ketetapan dan sunnah Kami masih tetap berlaku, yaitu membinasakan orang yang semisal Qarun, bahkan lebih hebat daripada Qaarun, apabila dia melakukan hal-hal yang mengakibatkan kebinasaan? “Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu tentang dosa-dosa mereka,” akan tetapi Allah-lah yang akan menghukum mereka dan menyiksa mereka sesuai dengan perbuatan mereka yang Dia ketahui. Jadi, kalau mereka mengklaim bahwa mereka berkondisi baik dan mereka mengaku selamat, maka ucapan mereka itu bukan berarti diterima, dan itu juga bukan pencegah azab dari mereka sedikit pun, karena dosa-dosa mereka tidak tersembunyi. Maka pengingkaran mereka terhadap dosa-dosa adalah pengingkaran yang tidak pada tempatnya.📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-SyawiSurat Al-Qashash ayat 78 Mereka salah satu dari bani israil menjawab perkataan qarun yang congkak dan sombong dengan berkata Sesungguhnya tidaklah engkau diberikan harta ini melainkan karena kepiawain dan keterempilan yang aku ajarkan dari sisi ikhtiar dan pengetahuan akan ilmu perdagangan dan keuntungan. Maka Allah membantah qarun dan salah satu dari bani israil Apakah engkau wahai qarun tidak mengetahui bahwasanya Allah membinasakan orang yang lebih sombong, lebih kaya hartanya darimu, dari orang-orang yang mendahuluimu, yang dzalim ? Kemudian Allah menjelaskan bahwa mereka para pendosa tidak ditanya akan dosa mereka, maksudnya adalah mereka tidak dimintai keterangan informasi, mereka hanyalah ditanya akan pertanyaan yang membuka kedok mempermalukan mereka, karena bahwasanya Allah maha tahu atas hal tersebut, sebagaimana yang telah tercatat oleh malaikat atas amalan-amalan mereka; Dan mereka akan mendapatkan adzab dengan segera, adzab yang pedih.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, nasehat kaumnya lagi kufur kepada nikmat Tuhannya. Maksudnya, aku memperoleh harta itu karena usaha dan pengalamanku dengan berbagai macam usaha serta karena kepandaianku atau karena Allah mengetahui keadaannku; Dia mengetahui bahwa aku cocok memperolehnya, oleh karena itu mengapa kamu menasihatiku tentang pemberian Allah kepadaku? Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman menerangkan, bahwa pemberian-Nya tidaklah menunjukkan bahwa keadaan orang yang diberi itu baik. Yakni, apa yang menghalangi untuk dibinasakannya Qarun, padahal sunnatullah berlaku untuk membinasakan orang yang seperti itu jika ia memang melakukan perbuatan yang menghendaki untuk dibinasakan. Yakni, Allah akan menghukum mereka, mengazab mereka sesuai yang Dia ketahui tentang mereka. Oleh karena itu, meskipun mereka menetapkan keadaan yang baik untuk diri mereka, bersaksi bahwa mereka berhak selamat, namun ucapan itu tidaklah diterima, dan bahwa hal itu tidaklah menolak azab sedikit pun, karena dosa mereka tidaklah dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Qashash Ayat 78Karun tidak menanggapi nasihat kaumnya, lupa diri dan tetap melupakan karunia Allah kepadanya. Dengan penuh kesombongan dia berkata, 'sesungguhnya aku diberi harta yang banyak ini, semata-mata karena ilmu dan kemampuan yang ada padaku. Tidak ada jasa siapa pun atas perolehanku itu. Semua karena kepandaianku dalam mengumpulkan harta. ' demikian jawab karun. Tidakkah dia tahu dan sadar, bahwa Allah telah membinasakan umat-umat yang tidak jauh dari masa sebelumnya, yakni sebelum karun, yang lebih kuat fisik dan kemampuan serta pembantu-pembantu mereka daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta daripada karun' sungguh kedurhakaan karun telah demikian jelas, dan oleh karenanya, orang-orang yang berdosa seperti karun itu tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka, karena Allah telah mengetahui hal itu. Mereka akan masuk neraka, dan hanya akan dita-Nya dengan pertanyaan yang menghinakan. 79. Nasihat yang disampaikan kepada karun tidak digubris olehnya. Bahkan, keangkuhannya semakin menjadi-jadi. Maka keluarlah dia kepada kaumnya, di depan khalayak ramai, dengan membangga-banggakan kemegahannya dan mempertontonkan kekayaan dan keku-atan yang dimilikinya, sehingga membuat silau orang yang lemah imannya. Melihat itu, orang-orang yang selalu menginginkan kehidupan dunia sebagai tumpuan dan tujuan hidupnya berkata, 'mudah-Mudahan kita mempunyai harta kekayaan dan kedudukan seperti apa yang telah diberikan kepada karun, sesungguhnya dia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar di dunia. ' mereka tertipu olehnya dan ber-angan-angan untuk memiliki seperti yang dikaruniakan kepada karun, yaitu harta benda dan keberuntungan yang besar dalam kehidupan. Padahal semua itu akan binasa bila tidak dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikianlah bermacam penjelasan dari berbagai pakar tafsir mengenai kandungan dan arti surat Al-Qashash ayat 78 arab-latin dan artinya, moga-moga bermanfaat untuk kita. Support usaha kami dengan memberikan hyperlink ke halaman ini atau ke halaman depan Link Cukup Sering Dilihat Tersedia berbagai halaman yang cukup sering dilihat, seperti surat/ayat Ar-Ra’d, Al-Infithar, Ali Imran 134, Al-Baqarah 30, Al-Jumu’ah 9, Al-Ahzab 21. Termasuk Al-Baqarah 186, Ali Imran 133, Az-Zariyat 56, Al-Isra 23-24, Al-Isra 1, Al-Baqarah 2. Ar-Ra’dAl-InfitharAli Imran 134Al-Baqarah 30Al-Jumu’ah 9Al-Ahzab 21Al-Baqarah 186Ali Imran 133Az-Zariyat 56Al-Isra 23-24Al-Isra 1Al-Baqarah 2 Pencarian surah al ikhlas ayat 1, surat al imran 103, al imran 54, surat al maidah ayat 20, yunus ayat 44 Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
AlQur'an Surat Al-Hajj - Surat Al Hajj, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, terdiri atas 78 ayat, sedang menurut pendapat sebahagian ahli tafsir termasuk golongan surat-surat Makkiyah. Tipu Daya Duniawi (1): Banyak Ayat Al-Quran dan Hadits yang Mencela Dunia; Keutamaan Membaca Surat Al Kahfi Ayat 1-10; Surat Yasin Ayat 30-31: Belajar 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID CcBNK3Xk9JWXIwqjWVvbPBLG0BD8j2DfohbnJLZWOSfFLSNbmXa8dQ== CatatanDakwah. Surat Yunus Ayat 40-41, Artinya, Tafsir dan Kandungan. Surat Yunus ayat 40-41 adalah ayat yang mengajarkan untuk menjauhi tindak kekerasan. Dua ayat ini merupakan bukti keindahan Islam dalam menyikapi orang yang tak beriman. Berikut ini arti, tafsir dan kandungan Surat Yunus ayat 40-41. وَأَوْحَيْنَآ إِلَىٰٓ أُمِّ مُوسَىٰٓ أَنْ أَرْضِعِيهِ ۖ فَإِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَأَلْقِيهِ فِى ٱلْيَمِّ وَلَا تَخَافِى وَلَا تَحْزَنِىٓ ۖ إِنَّا رَآدُّوهُ إِلَيْكِ وَجَاعِلُوهُ مِنَ ٱلْمُرْسَلِينَ Arab-Latin Wa auḥainā ilā ummi mụsā an arḍi'īh, fa iżā khifti 'alaihi fa alqīhi fil-yammi wa lā takhāfī wa lā taḥzanī, innā rāddụhu ilaiki wa jā'ilụhu minal-mursalīnArtinya Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; "Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai Nil. Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah pula bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang dari para rasul. Al-Qashash 6 ✵ Al-Qashash 8 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangPelajaran Berharga Terkait Surat Al-Qashash Ayat 7 Paragraf di atas merupakan Surat Al-Qashash Ayat 7 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan pelajaran berharga dari ayat ini. Didapati kumpulan penjabaran dari berbagai ahli ilmu terhadap isi surat Al-Qashash ayat 7, di antaranya sebagaimana berikut📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia7-8. Dan Kami ilhamkan kepada ibunya Musa ketika melahirkannya dan mengkhawatirkannya dari disembelih oleh Fir’aun sebagaimana ia telah menyembelihi anak-anak Bani Israil, “Susuilah dia dengan hati tenang. Lalu bila kamu khawatir berita si anak akan diketahui, maka letakkanlah dia di dalam kotak dan hanyutkanlah dia ke sungai Nil, tanpa rasa khawatir terhadap Fir’aun dan kaumnya untuk membunuhnya, dan tanpa ada rasa kesedihan atas kepergiannya. Sesungguhnya Kami akan mengembalikan putramu kepadamu dan mengutusnya sebagai seorang rasul.” Maka sang ibu meletakkan putranya di dalam suatu kotak dan menghanyutkannya ke sungai Nil. Kemudian orang-orang Fir’aun menemukan dan mengambilnya. Maka itulah kesudahan kejadian tersebut, itulah yang Allah takdirkan untuk menjadikan Musa sebagai musuh bagi mereka dengan menyelisihi agama mereka dan membuat mereka terperosok kepada kesedihan dengan menenggelamkan mereka dan melenyapan kerajaannya ditangn Musa. Sesungguhnya Fir’aun dan Haman dan para pendukung mereka adalah orang-orang yang berdosa lagi menyekutukan Allah.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram7. Dan Kami ilhamkan kepada ibunya Musa -'alaihissalām-, susuilah dia hingga apabila engkau merasa khawatir terhadap keselamatannya dari Fir'aun dan kaumnya yang hendak membunuhnya, letakkanlah dia di dalam sebuah peti lalu lemparkan ke laut, dan janganlah engkau khawatir akan tenggelam atau khawatir dari Fir'aun dan janganlah pula engkau sedih karena berpisah dengannya, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu dalam keadaan hidup dan menjadikannya sebagai salah seorang Rasul yang diutus Allah kepada para makhluk-Nya.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah7. Anak yang menjadi sebab terealisasinya kehendak Allah bagi Bani Israil telah dilahirkan, dan ibunya khawatir terhadapnya dari kezaliman tentara Fir’aun sehingga dia merasa bingung. Maka Allah memberi ilham kepadanya berupa keyakinan dalam hatinya, kemudian dia menyusui anak itu agar badannya kuat dan menyembunyikannya dari pandangan orang lain. Dan ketika ibunya merasakan bahaya mengancam anaknya, Allah mewahyukan agar dia menyiapkan keranjang bagi anaknya dan membiarkannya terbawa arus sungai nil, dan hendaklah dia tidak mengkhawatirkannya dan bersedih hati atas perpisahan dengannya; Allah menjamin akan menjaga dan mengembalikannya kepada ibunya, dan Allah akan menjadikannya seorang dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah7. وَأَوْحَيْنَآ إِلَىٰٓ أُمِّ مُوسَىٰٓ أَنْ أَرْضِعِيهِ ۖ Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; “Susuilah dia Yakni Kami ilhamkan dan bisikkan ke dalam hatinya; hal ini berbeda dengan wahyu yang diberikan kepada para Rasul. فَإِذَا خِفْتِ عَلَيْهِdan apabila kamu khawatir terhadapnya Yakni terhadap Fir’aun dengan sampainya kabar kelahiran Musa kepada Fir’aun. فَأَلْقِيهِ فِى الْيَمِّmaka jatuhkanlah dia ke sungai Yakni sungai Nil. Kisah bagaimana ia menghanyutkan Musa ke sungai telah disebutkan pada surat Taha ayat 39. وَلَا تَخَافِى وَلَا تَحْزَنِىٓ ۖ Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah pula bersedih hati Yakni janganlah khawatir ia akan tenggelam atau hilang, dan janganlah bersedih hati karena berpisah darinya. إِنَّا رَآدُّوهُ إِلَيْكِkarena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu Mengembalikannya kepadamu dalam waktu dekat dengan cara yang dapat menyelamatkannya. وَجَاعِلُوهُ مِنَ الْمُرْسَلِينَdan menjadikannya salah seorang dari para rasul Yakni para Rasul yang Kami utus kepada para hamba.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah7. Kami ilhamkan kepada ibu Musa; "Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya dari ancaman Fir’aun. Maka jatuhkanlah dia ke sungai Nil, janganlah kamu khawatir bahwa dia akan terbunuh dan janganlah pula bersedih hati atas perpisahan dengannya. Karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan Kami akan menjadikannya salah seorang nabi dan rasul. Ayat ini mengandung dua perintah dan dua larangan, dan dua kabar gembira dalam kalimat ijaz yang menunjukkan nilai balaghah, fasahah, dan mukjizat Alquran📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah{Kami mengilhamkan} memberi ilham {kepada ibu Musa,“Susuilah dia. Jika kamu khawatir atas dirinya, makahanyutkanlah dia ke sungai} sungai Nil {Janganlah takut dan janganlah bersedih. Sesungguhnya Kami pasti mengembalikannya kepadamu dan menjadikannya sebagai salah seorang rasul”Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H7. Permulaannya adalah tatkala Allah memunculkan RasulNya, Musa yang Dia jadikan sebagai penyelamat Bangsa Israil melalui tangan dan sebabnya. Dan pada waktu rasa takut yang sangat mendalam itu menyelimuti mereka di mana Fir’aun bersama para pengikutnya menyembelih anak-anak laki-laki mereka, maka Allah mengilhami ibunda Musa agar menyusuinya dan membiarkan Musa tinggal bersama dirinya, “dan apabila kamu khawatir terhadapnya,” karena kamu merasa seseorang yang kamu takuti akan mengambil Musa untuk diserahkan kepada mereka, “maka jatuhkanlah dia ke sungai.” Yaitu sungai Nil di MEsir, dimuat di dalam peti yang tertutup, “dan janganlah kamu khawatir dan jangan pula bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang dari para rasul.” Allah menggembirakannya bahwa Dia akan mengembalikan Musa ke pangkuannya, dan bahwa Musa akan tumbuh besar dan selamat dari tipu daya mereka dan Dia akan menjadikannya sebagai Rasul. Ini merupakan kabar gembira yang sangat luar biasa. Pengajuan berita gembira ini kepada ibunda Musa ialah agar hatinya merasa tenang dan rasa kekhawatirannya reda.📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-SyawiSurat Al-Qashash ayat 7 Kemudian Allah mewahyukan kepada ibu Musa wahyu berupa ilham agar menyusui Musa, ketika ia takut kepada fir’aun dan bala tentaranya, maka Allah ilhamkan agar menghanyutkan Musa ke dalam sungai setelah ditempatkan di dalam kotak kayu, dan Allah ilhamkan ibunya agar supaya tidak perlu khawatir atas Musa dan agar tidak pula bersedih, karena Musa dalam pertolongan Allah dalam penjagaannya. Allah akan selalu menjaganya dan akan mengembalikan kepada ibunya serta menjadikan Musa termasuk utusan-utusan Allah.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, tenggelam. Karena berpisah dengannya. Ini adalah berita gembira yang sangat agung. Allah mendahulukan berita ini kepada ibu Nabi Musa agar hatinya tenteram dan hilang rasa kekhawatirannya, maka ia melakukan yang diperintahkan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Qashash Ayat 7Kehancuran kerajaan fir'aun terjadi melalui seorang laki-laki yang telah dipersiapkan, yaitu nabi musa dan langkahnya bermula dari kami ilhamkan berupa bisikan di dalam hati kepada ibunya musa yang anaknya akan berperan dalam kehancuran fir'aun dan kekuasaannya, bahwa, "susuilah dia yakni musa, anakmu itu dengan tenang. Dan apabila engkau khawatir terhadapnya misalnya khawatir ada yang melihatmu menyusui anak lelaki atau khawatir jangan sampai anakmu dibunuh atas perintah fir'aun sebagaimana anak-anak lelaki lainnya, maka hanyutkanlah dia ke sungal nil setelah engkau letakkan dia di sebuah tempat yang dapat mengapung. Dan janganlah engkau takut dia akan tenggelam atau mati kelaparan atau akan terganggu oleh apa pun dan jangan pula bersedih hati karena kepergiannya, sesungguhnya kami akan mengembalikannya kepadamu dalam keadaan sengat bugar; dan setelah dewasa kami akan menjadikannya salah seorang dari kelompok para rasul yang diutus kepada bani israil. '8. Berdasarkan wahyu yang berupa ilham tersebut maka ibu musa menghanyutkannya di sungai dan setelah mengapung beberapa saat dia dipungut oleh keluarga fir'aun agar pada akhirnya kelak dia yakni musa yang dipungut itu menjadi musuh karena menantang ajaran fir'aun, dan menjadi sumber dan penyebab kesedihan bagi mereka yakni fir'aun dan rezimnya, karena dialah akan menghancurkan mereka. Sungguh, fir'aun dan haman bersama bala tentaranya dan pendukung-pendukungnya adalah orang-orang bersalah dan berdosa karena berencana melakukan itu dengan sengaja dan disertai kebulatan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikianlah pelbagai penafsiran dari kalangan ahli tafsir mengenai kandungan dan arti surat Al-Qashash ayat 7 arab-latin dan artinya, moga-moga menambah kebaikan bagi kita semua. Support perjuangan kami dengan mencantumkan backlink menuju halaman ini atau menuju halaman depan Konten Paling Banyak Dikunjungi Baca berbagai topik yang paling banyak dikunjungi, seperti surat/ayat Al-Jumu’ah 9, Ali Imran 134, Al-Isra 23-24, Al-Baqarah 186, Al-Baqarah 2, Az-Zariyat 56. Ada juga Al-Ahzab 21, Ar-Ra’d, Al-Isra 1, Ali Imran 133, Al-Infithar, Al-Baqarah 30. Al-Jumu’ah 9Ali Imran 134Al-Isra 23-24Al-Baqarah 186Al-Baqarah 2Az-Zariyat 56Al-Ahzab 21Ar-Ra’dAl-Isra 1Ali Imran 133Al-InfitharAl-Baqarah 30 Pencarian kaf ha ya ain shod surat apa, az zariyat 56, surah ke 9, kandungan surat al furqan ayat 63, asmaul husna arab dan artinya Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah TafsirSurat Al-Qashash Ayat 77 (Terjemah Arti) Paragraf di atas merupakan Surat Al-Qashash Ayat 77 dengan text arab, latin dan artinya. Terdokumentasi pelbagai penjabaran dari berbagai mufassir mengenai kandungan surat Al-Qashash ayat 77, antara lain sebagaimana tertera:
Tulisan atau Teks Latin Surat Al Qashash. Surat yang ke-28 di dalam Al Qur’an dan terdiri dari 88 ayat. Baca juga surat Al Qashash teks Arab, terjemah bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Al Qashash – القصص 1. thaa-siin-miim 2. tilka aayaatu alkitaabi almubiini 3. natluu alayka min naba-i muusaa wafir’awna bialhaqqi liqawmin yu/minuuna 4. inna fir’awna alaa fii al-ardhi waja’ala ahlahaa syiya’an yastadh’ifu thaa-ifatan minhum yudzabbihu abnaa-ahum wayastahyii nisaa-ahum innahu kaana mina almufsidiina 5. wanuriidu an namunna alaa alladziina istudh’ifuu fii al-ardhi wanaj’alahum a-immatan wanaj’alahumu alwaaritsiina 6. wanumakkina lahum fii al-ardhi wanuriya fir’awna wahaamaana wajunuudahumaa minhum maa kaanuu yahtsaruuna 7. wa-awhaynaa ilaa ummi muusaa an ardhi’iihi fa-idzaa khifti alayhi fa-alqiihi fii alyammi walaa takhaafii walaa tahzanii innaa raadduuhu ilayki wajaa’iluuhu mina almursaliina 8. failtaqathahu aalu fir’awna liyakuuna lahum aduwwan wahazanan inna fir’awna wahaamaana wajunuudahumaa kaanuu khaathi-iina 9. waqaalati imra-atu fir’awna qurratu aynin lii walaka laa taqtuluuhu asaa an yanfa’anaa aw nattakhidzahu waladan wahum laa yasy’uruuna 10. wa-ashbaha fu-aadu ummi muusaa faarighan in kaadat latubdii bihi lawlaa an rabathnaa alaa qalbihaa litakuuna mina almu/miniina 11. waqaalat li-ukhtihi qushshiihi fabashurat bihi an junubin wahum laa yasy’uruuna 12. waharramnaa alayhi almaraadi’a min qablu faqaalat hal adullukum alaa ahli baytin yakfuluunahu lakum wahum lahu naasihuuna 13. faradadnaahu ilaa ummihi kay taqarra aynuhaa walaa tahzana walita’lama anna wa’da allaahi haqqun walaakinna aktsarahum laa ya’lamuuna 14. walammaa balagha asyuddahu waistawaa aataynaahu hukman wa’ilman wakadzaalika najzii almuhsiniina 15. wadakhala almadiinata alaa hiini ghaflatin min ahlihaa fawajada fiihaa rajulayni yaqtatilaani haadzaa min syii’atihi wahaadzaa min aduwwihi faistaghaatsahu alladzii min syii’atihi alaa alladzii min aduwwihi fawakazahu muusaa faqadaa alayhi qaala haadzaa min amali alsysyaythaani innahu aduwwun mudhillun mubiinun 16. qaala rabbi innii zhalamtu nafsii faighfir lii faghafara lahu innahu huwa alghafuuru alrrahiimu 17. qaala rabbi bimaa an’amta alayya falan akuuna zhahiiran lilmujrimiina 18. fa-ashbaha fii almadiinati khaa-ifan yataraqqabu fa-idzaa alladzii istansharahu bial-amsi yastashrikhuhu qaala lahu muusaa innaka laghawiyyun mubiinun 19. falammaa an araada an yabthisya bialladzii huwa aduwwun lahumaa qaala yaa muusaa aturiidu an taqtulanii kamaa qatalta nafsan bial-amsi in turiidu illaa an takuuna jabbaaran fii al-ardhi wamaa turiidu an takuuna mina almushlihiina 20. wajaa-a rajulun min aqshaa almadiinati yas’aa qaala yaa muusaa inna almala-a ya/tamiruuna bika liyaqtuluuka faukhruj innii laka mina alnnaasihiina 21. fakharaja minhaa khaa-ifan yataraqqabu qaala rabbi najjinii mina alqawmi alzhzhaalimiina 22. walammaa tawajjaha tilqaa-a madyana qaala asaa rabbii an yahdiyanii sawaa-a alssabiili 23. walammaa warada maa-a madyana wajada alayhi ummatan mina alnnaasi yasquuna wawajada min duunihimu imra-atayni tadzuudaani qaala maa khathbukumaa qaalataa laa nasqii hattaa yushdira alrri’aau wa-abuunaa syaykhun kabiirun 24. fasaqaa lahumaa tsumma tawallaa ilaa alzhzhilli faqaala rabbi innii limaa anzalta ilayya min khayrin faqiirun 25. fajaa-at-hu ihdaahumaa tamsyii alaa istihyaa-in qaalat inna abii yad’uuka liyajziyaka ajra maa saqayta lanaa falammaa jaa-ahu waqashsha alayhi alqashasha qaala laa takhaf najawta mina alqawmi alzhzhaalimiina 26. qaalat ihdaahumaa yaa abati ista/jirhu inna khayra mani ista/jarta alqawiyyu al-amiinu 27. qaala innii uriidu an unkihaka ihdaa ibnatayya haatayni alaa an ta/juranii tsamaaniya hijajin fa-in atmamta asyran famin indika wamaa uriidu an asyuqqa alayka satajidunii in syaa-a allaahu mina alshshaalihiina 28. qaala dzaalika baynii wabaynaka ayyamaa al-ajalayni qadhaytu falaa udwaana alayya waallaahu alaa maa naquulu wakiilun 29. falammaa qadaa muusaa al-ajala wasaara bi-ahlihi aanasa min jaanibi alththhuuri naaran qaala li-ahlihi umkutsuu innii aanastu naaran la’allii aatiikum minhaa bikhabarin aw jadzwatin mina alnnaari la’allakum tasthaluuna 30. falammaa ataahaa nuudiya min syaathi-i alwaadi al-aymani fii albuq’ati almubaarakati mina alsysyajarati an yaa muusaa innii anaa allaahu rabbu al’aalamiina 31. wa-an alqi ashaaka falammaa raaahaa tahtazzu ka-annahaa jaannun wallaa mudbiran walam yu’aqqib yaa muusaa aqbil walaa takhaf innaka mina al-aaminiina 32. usluk yadaka fii jaybika takhruj baydhaa-a min ghayri suu-in waudhmum ilayka janaahaka mina alrrahbi fadzaanika burhaanaani min rabbika ilaa fir’awna wamala-ihi innahum kaanuu qawman faasiqiina 33. qaala rabbi innii qataltu minhum nafsan fa-akhaafu an yaqtuluuni 34. wa-akhii haaruunu huwa afshahu minnii lisaanan fa-arsilhu ma’iya rid-an yushaddiqunii innii akhaafu an yukadzdzibuuni 35. qaala sanasyuddu adhudaka bi-akhiika wanaj’alu lakumaa sulthaanan falaa yashiluuna ilaykumaa bi-aayaatinaa antumaa wamani ittaba’akumaa alghaalibuuna 36. falammaa jaa-ahum muusaa bi-aayaatinaa bayyinaatin qaaluu maa haadzaa illaa sihrun muftaran wamaa sami’naa bihaadzaa fii aabaa-inaa al-awwaliina 37. waqaala muusaa rabbii a’lamu biman jaa-a bialhudaa min indihi waman takuunu lahu aaqibatu alddaari innahu laa yuflihu alzhzhaalimuuna 38. waqaala fir’awnu yaa ayyuhaa almalau maa alimtu lakum min ilaahin ghayrii fa-awqid lii yaa haamaanu alaa alththhiini faij’al lii sharhan la’allii aththhali’u ilaa ilaahi muusaa wa-innii la-azhunnuhu mina alkaadzibiina 39. waistakbara huwa wajunuuduhu fii al-ardhi bighayri alhaqqi wazhannuu annahum ilaynaa laa yurja’uuna 40. fa-akhadznaahu wajunuudahu fanabadznaahum fii alyammi faunzhur kayfa kaana aaqibatu alzhzhaalimiina 41. waja’alnaahum a-immatan yad’uuna ilaa alnnaari wayawma alqiyaamati laa yunsharuuna 42. wa-atba’naahum fii haadzihi alddunyaa la’natan wayawma alqiyaamati hum mina almaqbuuhiina 43. walaqad aataynaa muusaa alkitaaba min ba’di maa ahlaknaa alquruuna al-uulaa bashaa-ira lilnnaasi wahudan warahmatan la’allahum yatadzakkaruuna 44. wamaa kunta bijaanibi algharbiyyi idz qadhaynaa ilaa muusaa al-amra wamaa kunta mina alsysyaahidiina 45. walaakinnaa ansya-naa quruunan fatathaawala alayhimu al’umuru wamaa kunta tsaawiyan fii ahli madyana tatluu alayhim aayaatinaa walaakinnaa kunnaa mursiliina 46. wamaa kunta bijaanibi alththhuuri idz naadaynaa walaakin rahmatan min rabbika litundzira qawman maa ataahum min nadziirin min qablika la’allahum yatadzakkaruuna 47. walawlaa an tushiibahum mushiibatun bimaa qaddamat aydiihim fayaquuluu rabbanaa lawlaa arsalta ilaynaa rasuulan fanattabi’a aayaatika wanakuuna mina almu/miniina 48. falammaa jaa-ahumu alhaqqu min indinaa qaaluu lawlaa uutiya mitsla maa uutiya muusaa awa lam yakfuruu bimaa uutiya muusaa min qablu qaaluu sihraani tazhaaharaa waqaaluu innaa bikullin kaafiruuna 49. qul fa/tuu bikitaabin min indi allaahi huwa ahdaa minhumaa attabi’hu in kuntum shaadiqiina 50. fa-in lam yastajiibuu laka fai’lam annamaa yattabi’uuna ahwaa-ahum waman adhallu mimmani ittaba’a hawaahu bighayri hudan mina allaahi inna allaaha laa yahdii alqawma alzhzhaalimiina 51. walaqad washshalnaa lahumu alqawla la’allahum yatadzakkaruuna 52. alladziina aataynaahumu alkitaaba min qablihi hum bihi yu/minuuna 53. wa-idzaa yutlaa alayhim qaaluu aamannaa bihi innahu alhaqqu min rabbinaa innaa kunnaa min qablihi muslimiina 54. ulaa-ika yu/tawna ajrahum marratayni bimaa shabaruu wayadrauuna bialhasanati alssayyi-ata wamimmaa razaqnaahum yunfiquuna 55. wa-idzaa sami’uu allaghwa a’radhuu anhu waqaaluu lanaa a’maalunaa walakum a’maalukum salaamun alaykum laa nabtaghii aljaahiliina 56. innaka laa tahdii man ahbabta walaakinna allaaha yahdii man yasyaau wahuwa a’lamu bialmuhtadiina 57. waqaaluu in nattabi’i alhudaa ma’aka nutakhaththhaf min ardhinaa awa lam numakkin lahum haraman aaminan yujbaa ilayhi tsamaraatu kulli syay-in rizqan min ladunnaa walaakinna aktsarahum laa ya’lamuuna 58. wakam ahlaknaa min qaryatin bathirat ma’iisyatahaa fatilka masaakinuhum lam tuskan min ba’dihim illaa qaliilan wakunnaa nahnu alwaaritsiina 59. wamaa kaana rabbuka muhlika alquraa hattaa yab’atsa fii ummihaa rasuulan yatluu alayhim aayaatinaa wamaa kunnaa muhlikii alquraa illaa wa-ahluhaa zhaalimuuna 60. wamaa uutiitum min syay-in famataa’u alhayaati alddunyaa waziinatuhaa wamaa inda allaahi khayrun wa-abqaa afalaa ta’qiluuna 61. afaman wa’adnaahu wa’dan hasanan fahuwa laaqiihi kaman matta’naahu mataa’a alhayaati alddunyaa tsumma huwa yawma alqiyaamati mina almuhdariina 62. wayawma yunaadiihim fayaquulu ayna syurakaa-iya alladziina kuntum taz’umuuna 63. qaala alladziina haqqa alayhimu alqawlu rabbanaa haaulaa-i alladziina aghwaynaa aghwaynaahum kamaa ghawaynaa tabarra/naa ilayka maa kaanuu iyyaanaa ya’buduuna 64. waqiila ud’uu syurakaa-akum fada’awhum falam yastajiibuu lahum wara-awuu al’adzaaba law annahum kaanuu yahtaduuna 65. wayawma yunaadiihim fayaquulu maatsaa ajabtumu almursaliina 66. fa’amiyat alayhimu al-anbaau yawma-idzin fahum laa yatasaa-aluuna 67. fa-ammaa man taaba waaamana wa’amila shaalihan fa’asaa an yakuuna mina almuflihiina 68. warabbuka yakhluqu maa yasyaau wayakhtaaru maa kaana lahumu alkhiyaratu subhaana allaahi wata’aalaa ammaa yusyrikuuna 69. warabbuka ya’lamu maa tukinnu shuduuruhum wamaa yu’linuuna 70. wahuwa allaahu laa ilaaha illaa huwa lahu alhamdu fii al-uulaa waal-aakhirati walahu alhukmu wa-ilayhi turja’uuna 71. qul ara-aytum in ja’ala allaahu alaykumu allayla sarmadan ilaa yawmi alqiyaamati man ilaahun ghayru allaahi ya/tiikum bidhiyaa-in afalaa tasma’uuna 72. qul ara-aytum in ja’ala allaahu alaykumu alnnahaara sarmadan ilaa yawmi alqiyaamati man ilaahun ghayru allaahi ya/tiikum bilaylin taskunuuna fiihi afalaa tubshiruuna 73. wamin rahmatihi ja’ala lakumu allayla waalnnahaara litaskunuu fiihi walitabtaghuu min fadhlihi wala’allakum tasykuruuna 74. wayawma yunaadiihim fayaquulu ayna syurakaa-iya alladziina kuntum taz’umuuna 75. wanaza’naa min kulli ummatin syahiidan faqulnaa haatuu burhaanakum fa’alimuu anna alhaqqa lillaahi wadhalla anhum maa kaanuu yaftaruuna 76. inna qaaruuna kaana min qawmi muusaa fabaghaa alayhim waaataynaahu mina alkunuuzi maa inna mafaatihahu latanuu-u bial’ushbati ulii alquwwati idz qaala lahu qawmuhu laa tafrah inna allaaha laa yuhibbu alfarihiina 77. waibtaghi fiimaa aataaka allaahu alddaara al-aakhirata walaa tansa nashiibaka mina alddunyaa wa-ahsin kamaa ahsana allaahu ilayka walaa tabghi alfasaada fii al-ardhi inna allaaha laa yuhibbu almufsidiina 78. qaala innamaa uutiituhu alaa ilmin indii awa lam ya’lam anna allaaha qad ahlaka min qablihi mina alquruuni man huwa asyaddu minhu quwwatan wa-aktsaru jam’an walaa yus-alu an dzunuubihimu almujrimuuna 79. fakharaja alaa qawmihi fii ziinatihi qaala alladziina yuriiduuna alhayaata alddunyaa yaa layta lanaa mitsla maa uutiya qaaruunu innahu ladzuu hazhzhin azhiimin 80. waqaala alladziina uutuu al’ilma waylakum tsawaabu allaahi khayrun liman aamana wa’amila shaalihan walaa yulaqqaahaa illaa alshshaabiruuna 81. fakhasafnaa bihi wabidaarihi al-ardha famaa kaana lahu min fi-atin yanshuruunahu min duuni allaahi wamaa kaana mina almuntashiriina 82. wa-ashbaha alladziina tamannaw makaanahu bial-amsi yaquuluuna wayka-anna allaaha yabsuthu alrrizqa liman yasyaau min ibaadihi wayaqdiru lawlaa an manna allaahu alaynaa lakhasafa binaa wayka-annahu laa yuflihu alkaafiruuna 83. tilka alddaaru al-aakhiratu naj’aluhaa lilladziina laa yuriiduuna uluwwan fii al-ardhi walaa fasaadan waal’aaqibatu lilmuttaqiina 84. man jaa-a bialhasanati falahu khayrun minhaa waman jaa-a bialssayyi-ati falaa yujzaa alladziina amiluu alssayyi-aati illaa maa kaanuu ya’maluuna 85. inna alladzii faradha alayka alqur-aana laraadduka ilaa ma’aadin qul rabbii a’lamu man jaa-a bialhudaa waman huwa fii dhalaalin mubiinin 86. wamaa kunta tarjuu an yulqaa ilayka alkitaabu illaa rahmatan min rabbika falaa takuunanna zhahiiran lilkaafiriina 87. walaa yashuddunnaka an aayaati allaahi ba’da idz unzilat ilayka waud’u ilaa rabbika walaa takuunanna mina almusyrikiina 88. walaa tad’u ma’a allaahi ilaahan aakhara laa ilaaha illaa huwa kullu syay-in haalikun illaa wajhahu lahu alhukmu wa-ilayhi turja’uuna
Duaayat terakhir pada surat al baqarah yaitu terletak pada ayat 285 dan 286. Dua ayat terakhir surat al baqarah. 2 Ayat Terakhir Surat Al Baqarah Surat alBaqarah 3 ayat Salah satu keutamaan dari surat al baqarah sendiri. Bacaan 2 ayat terakhir surat al baqarah latin dan artinya. Petunjuk bagi mereka yang bertakwa, ayat 3,
طسٓمٓArab-Latin ṭā sīm mīmArtinya 1. Thaa Siin Miimتِلْكَ ءَايَٰتُ ٱلْكِتَٰبِ ٱلْمُبِينِtilka āyātul-kitābil-mubīn2. Ini adalah ayat-ayat Kitab Al Quran yang nyata dari Allah.نَتْلُوا۟ عَلَيْكَ مِن نَّبَإِ مُوسَىٰ وَفِرْعَوْنَ بِٱلْحَقِّ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَnatlụ alaika min naba`i mụsā wa fir’auna bil-ḥaqqi liqaumiy yu`minụn3. Kami membacakan kepadamu sebagian dari kisah Musa dan Fir’aun dengan benar untuk orang-orang yang فِرْعَوْنَ عَلَا فِى ٱلْأَرْضِ وَجَعَلَ أَهْلَهَا شِيَعًا يَسْتَضْعِفُ طَآئِفَةً مِّنْهُمْ يُذَبِّحُ أَبْنَآءَهُمْ وَيَسْتَحْىِۦ نِسَآءَهُمْ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ مِنَ ٱلْمُفْسِدِينَinna fir’auna alā fil-arḍi wa ja’ala ahlahā syiya’ay yastaḍ’ifu ṭā`ifatam min-hum yużabbiḥu abnā`ahum wa yastaḥyī nisā`ahum, innahụ kāna minal-mufsidīn4. Sesungguhnya Fir’aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir’aun termasuk orang-orang yang berbuat أَن نَّمُنَّ عَلَى ٱلَّذِينَ ٱسْتُضْعِفُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمُ ٱلْوَٰرِثِينَwa nurīdu an namunna alallażīnastuḍ’ifụ fil-arḍi wa naj’alahum a immataw wa naj’alahumul-wāriṡīn5. Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi Mesir itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi bumi,وَنُمَكِّنَ لَهُمْ فِى ٱلْأَرْضِ وَنُرِىَ فِرْعَوْنَ وَهَٰمَٰنَ وَجُنُودَهُمَا مِنْهُم مَّا كَانُوا۟ يَحْذَرُونَwa numakkina lahum fil-arḍi wa nuriya fir’auna wa hāmāna wa junụdahumā min-hum mā kānụ yaḥżarụn6. dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir’aun dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka إِلَىٰٓ أُمِّ مُوسَىٰٓ أَنْ أَرْضِعِيهِ ۖ فَإِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَأَلْقِيهِ فِى ٱلْيَمِّ وَلَا تَخَافِى وَلَا تَحْزَنِىٓ ۖ إِنَّا رَآدُّوهُ إِلَيْكِ وَجَاعِلُوهُ مِنَ ٱلْمُرْسَلِينَwa auḥainā ilā ummi mụsā an arḍi’īh, fa iżā khifti alaihi fa alqīhi fil-yammi wa lā takhāfī wa lā taḥzanī, innā rāddụhu ilaiki wa jā’ilụhu minal-mursalīn7. Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; “Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai Nil. Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah pula bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang dari para ءَالُ فِرْعَوْنَ لِيَكُونَ لَهُمْ عَدُوًّا وَحَزَنًا ۗ إِنَّ فِرْعَوْنَ وَهَٰمَٰنَ وَجُنُودَهُمَا كَانُوا۟ خَٰطِـِٔينَfaltaqaṭahū ālu fir’auna liyakụna lahum aduwwaw wa ḥazanā, inna fir’auna wa hāmāna wa junụdahumā kānụ khāṭi`īn8. Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir’aun yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Fir’aun dan Haman beserta tentaranya adalah orang-orang yang ٱمْرَأَتُ فِرْعَوْنَ قُرَّتُ عَيْنٍ لِّى وَلَكَ ۖ لَا تَقْتُلُوهُ عَسَىٰٓ أَن يَنفَعَنَآ أَوْ نَتَّخِذَهُۥ وَلَدًا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَwa qālatimra`atu fir’auna qurratu ainil lī wa lak, lā taqtulụhu asā ay yanfa’anā au nattakhiżahụ waladaw wa hum lā yasy’urụn9. Dan berkatalah isteri Fir’aun “Ia adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak”, sedang mereka tiada فُؤَادُ أُمِّ مُوسَىٰ فَٰرِغًا ۖ إِن كَادَتْ لَتُبْدِى بِهِۦ لَوْلَآ أَن رَّبَطْنَا عَلَىٰ قَلْبِهَا لِتَكُونَ مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَwa aṣbaḥa fu`ādu ummi mụsā fārigā, ing kādat latubdī bihī lau lā ar rabaṭnā alā qalbihā litakụna minal-mu`minīn10. Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa. Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, supaya ia termasuk orang-orang yang percaya kepada janji Allah.وَقَالَتْ لِأُخْتِهِۦ قُصِّيهِ ۖ فَبَصُرَتْ بِهِۦ عَن جُنُبٍ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَArab-Latin wa qālat li`ukhtihī quṣṣīh, fa baṣurat bihī an junubiw wa hum lā yasy’urụnArtinya 11. Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan “Ikutilah dia” Maka kelihatanlah olehnya Musa dari jauh, sedang mereka tidak mengetahuinya,۞ وَحَرَّمْنَا عَلَيْهِ ٱلْمَرَاضِعَ مِن قَبْلُ فَقَالَتْ هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَىٰٓ أَهْلِ بَيْتٍ يَكْفُلُونَهُۥ لَكُمْ وَهُمْ لَهُۥ نَٰصِحُونَwa ḥarramnā alaihil-marāḍi’a ming qablu fa qālat hal adullukum alā ahli baitiy yakfulụnahụ lakum wa hum lahụ nāṣiḥụn12. dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusuinya sebelum itu; maka berkatalah saudara Musa “Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?”.فَرَدَدْنَٰهُ إِلَىٰٓ أُمِّهِۦ كَىْ تَقَرَّ عَيْنُهَا وَلَا تَحْزَنَ وَلِتَعْلَمَ أَنَّ وَعْدَ ٱللَّهِ حَقٌّ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَfa radadnāhu ilā ummihī kai taqarra ainuhā wa lā taḥzana wa lita’lama anna wa’dallāhi ḥaqquw wa lākinna akṡarahum lā ya’lamụn13. Maka kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak بَلَغَ أَشُدَّهُۥ وَٱسْتَوَىٰٓ ءَاتَيْنَٰهُ حُكْمًا وَعِلْمًا ۚ وَكَذَٰلِكَ نَجْزِى ٱلْمُحْسِنِينَwa lammā balaga asyuddahụ wastawā ātaināhu ḥukmaw wa ilmā, wa każālika najzil-muḥsinīn14. Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan kepadanya hikmah kenabian dan pengetahuan. Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat ٱلْمَدِينَةَ عَلَىٰ حِينِ غَفْلَةٍ مِّنْ أَهْلِهَا فَوَجَدَ فِيهَا رَجُلَيْنِ يَقْتَتِلَانِ هَٰذَا مِن شِيعَتِهِۦ وَهَٰذَا مِنْ عَدُوِّهِۦ ۖ فَٱسْتَغَٰثَهُ ٱلَّذِى مِن شِيعَتِهِۦ عَلَى ٱلَّذِى مِنْ عَدُوِّهِۦ فَوَكَزَهُۥ مُوسَىٰ فَقَضَىٰ عَلَيْهِ ۖ قَالَ هَٰذَا مِنْ عَمَلِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۖ إِنَّهُۥ عَدُوٌّ مُّضِلٌّ مُّبِينٌwa dakhalal-madīnata alā ḥīni gaflatim min ahlihā fa wajada fīhā rajulaini yaqtatilāni hāżā min syī’atihī wa hāżā min aduwwih, fastagāṡahullażī min syī’atihī alallażī min aduwwihī fa wakazahụ mụsā fa qaḍā alaihi qāla hāżā min amalisy-syaiṭān, innahụ aduwwum muḍillum mubīn15. Dan Musa masuk ke kota Memphis ketika penduduknya sedang lengah, maka didapatinya di dalam kota itu dua orang laki-laki yang berkelahi; yang seorang dari golongannya Bani Israil dan seorang lagi dari musuhnya kaum Fir’aun. Maka orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya, untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya itu. Musa berkata “Ini adalah perbuatan syaitan sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang menyesatkan lagi nyata permusuhannya.قَالَ رَبِّ إِنِّى ظَلَمْتُ نَفْسِى فَٱغْفِرْ لِى فَغَفَرَ لَهُۥٓ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُqāla rabbi innī ẓalamtu nafsī fagfir lī fa gafara lah, innahụ huwal-gafụrur-raḥīm16. Musa mendoa “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku”. Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha رَبِّ بِمَآ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ فَلَنْ أَكُونَ ظَهِيرًا لِّلْمُجْرِمِينَqāla rabbi bimā an’amta alayya fa lan akụna ẓahīral lil-mujrimīn17. Musa berkata “Ya Tuhanku, demi nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, aku sekali-kali tiada akan menjadi penolong bagi orang-orang yang berdosa”.فَأَصْبَحَ فِى ٱلْمَدِينَةِ خَآئِفًا يَتَرَقَّبُ فَإِذَا ٱلَّذِى ٱسْتَنصَرَهُۥ بِٱلْأَمْسِ يَسْتَصْرِخُهُۥ ۚ قَالَ لَهُۥ مُوسَىٰٓ إِنَّكَ لَغَوِىٌّ مُّبِينٌfa aṣbaḥa fil-madīnati khā`ifay yataraqqabu fa iżallażistanṣarahụ bil-amsi yastaṣrikhuh, qāla lahụ mụsā innaka lagawiyyum mubīn18. Karena itu, jadilah Musa di kota itu merasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir akibat perbuatannya, maka tiba-tiba orang yang meminta pertolongan kemarin berteriak meminta pertolongan kepadanya. Musa berkata kepadanya “Sesungguhnya kamu benar-benar orang sesat yang nyata kesesatannya”.فَلَمَّآ أَنْ أَرَادَ أَن يَبْطِشَ بِٱلَّذِى هُوَ عَدُوٌّ لَّهُمَا قَالَ يَٰمُوسَىٰٓ أَتُرِيدُ أَن تَقْتُلَنِى كَمَا قَتَلْتَ نَفْسًۢا بِٱلْأَمْسِ ۖ إِن تُرِيدُ إِلَّآ أَن تَكُونَ جَبَّارًا فِى ٱلْأَرْضِ وَمَا تُرِيدُ أَن تَكُونَ مِنَ ٱلْمُصْلِحِينَfa lammā an arāda ay yabṭisya billażī huwa aduwwul lahumā qāla yā mụsā a turīdu an taqtulanī kamā qatalta nafsam bil-amsi in turīdu illā an takụna jabbāran fil-arḍi wa mā turīdu an takụna minal-muṣliḥīn19. Maka tatkala Musa hendak memegang dengan keras orang yang menjadi musuh keduanya, musuhnya berkata “Hai Musa, apakah kamu bermaksud hendak membunuhku, sebagaimana kamu kemarin telah membunuh seorang manusia? Kamu tidak bermaksud melainkan hendak menjadi orang yang berbuat sewenang-wenang di negeri ini, dan tiadalah kamu hendak menjadi salah seorang dari orang-orang yang mengadakan perdamaian”.وَجَآءَ رَجُلٌ مِّنْ أَقْصَا ٱلْمَدِينَةِ يَسْعَىٰ قَالَ يَٰمُوسَىٰٓ إِنَّ ٱلْمَلَأَ يَأْتَمِرُونَ بِكَ لِيَقْتُلُوكَ فَٱخْرُجْ إِنِّى لَكَ مِنَ ٱلنَّٰصِحِينَwa jā`a rajulum min aqṣal-madīnati yas’ā qāla yā mụsā innal-mala`a ya`tamirụna bika liyaqtulụka fakhruj innī laka minan-nāṣiḥīn20. Dan datanglah seorang laki-laki dari ujung kota bergegas-gegas seraya berkata “Hai Musa, sesungguhnya pembesar negeri sedang berunding tentang kamu untuk membunuhmu, sebab itu keluarlah dari kota ini sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memberi nasehat kepadamu”.فَخَرَجَ مِنْهَا خَآئِفًا يَتَرَقَّبُ ۖ قَالَ رَبِّ نَجِّنِى مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَArab-Latin fa kharaja min-hā khā`ifay yataraqqabu qāla rabbi najjinī minal-qaumiẓ-ẓālimīnArtinya 21. Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir, dia berdoa “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu”.وَلَمَّا تَوَجَّهَ تِلْقَآءَ مَدْيَنَ قَالَ عَسَىٰ رَبِّىٓ أَن يَهْدِيَنِى سَوَآءَ ٱلسَّبِيلِwa lammā tawajjaha tilqā`a madyana qāla asā rabbī ay yahdiyanī sawā`as-sabīl22. Dan tatkala ia menghadap kejurusan negeri Mad-yan ia berdoa lagi “Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang benar”.وَلَمَّا وَرَدَ مَآءَ مَدْيَنَ وَجَدَ عَلَيْهِ أُمَّةً مِّنَ ٱلنَّاسِ يَسْقُونَ وَوَجَدَ مِن دُونِهِمُ ٱمْرَأَتَيْنِ تَذُودَانِ ۖ قَالَ مَا خَطْبُكُمَا ۖ قَالَتَا لَا نَسْقِى حَتَّىٰ يُصْدِرَ ٱلرِّعَآءُ ۖ وَأَبُونَا شَيْخٌ كَبِيرٌwa lammā warada mā`a madyana wajada alaihi ummatam minan-nāsi yasqụna wa wajada min dụnihimumra`ataini tażụdān, qāla mā khaṭbukumā, qālatā lā nasqī ḥattā yuṣdirar-ri’ā`u wa abụnā syaikhung kabīr23. Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan ternaknya, dan ia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat ternaknya. Musa berkata “Apakah maksudmu dengan berbuat begitu?” Kedua wanita itu menjawab “Kami tidak dapat meminumkan ternak kami, sebelum penggembala-penggembala itu memulangkan ternaknya, sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya”.فَسَقَىٰ لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّىٰٓ إِلَى ٱلظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ إِنِّى لِمَآ أَنزَلْتَ إِلَىَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌfa saqā lahumā ṡumma tawallā ilaẓ-ẓilli fa qāla rabbi innī limā anzalta ilayya min khairin faqīr24. Maka Musa memberi minum ternak itu untuk menolong keduanya, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa “Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku”.فَجَآءَتْهُ إِحْدَىٰهُمَا تَمْشِى عَلَى ٱسْتِحْيَآءٍ قَالَتْ إِنَّ أَبِى يَدْعُوكَ لِيَجْزِيَكَ أَجْرَ مَا سَقَيْتَ لَنَا ۚ فَلَمَّا جَآءَهُۥ وَقَصَّ عَلَيْهِ ٱلْقَصَصَ قَالَ لَا تَخَفْ ۖ نَجَوْتَ مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَfa jā`at-hu iḥdāhumā tamsyī alastiḥyā`ing qālat inna abī yad’ụka liyajziyaka ajra mā saqaita lanā, fa lammā jā`ahụ wa qaṣṣa alaihil-qaṣaṣa qāla lā takhaf, najauta minal-qaumiẓ-ẓālimīn25. Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata “Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap kebaikanmu memberi minum ternak kami”. Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya Syu’aib dan menceritakan kepadanya cerita mengenai dirinya, Syu’aib berkata “Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu”.قَالَتْ إِحْدَىٰهُمَا يَٰٓأَبَتِ ٱسْتَـْٔجِرْهُ ۖ إِنَّ خَيْرَ مَنِ ٱسْتَـْٔجَرْتَ ٱلْقَوِىُّ ٱلْأَمِينُqālat iḥdāhumā yā abatista`jir-hu inna khaira manista`jartal-qawiyyul-amīn26. Salah seorang dari kedua wanita itu berkata “Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja pada kita, karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja pada kita ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”.قَالَ إِنِّىٓ أُرِيدُ أَنْ أُنكِحَكَ إِحْدَى ٱبْنَتَىَّ هَٰتَيْنِ عَلَىٰٓ أَن تَأْجُرَنِى ثَمَٰنِىَ حِجَجٍ ۖ فَإِنْ أَتْمَمْتَ عَشْرًا فَمِنْ عِندِكَ ۖ وَمَآ أُرِيدُ أَنْ أَشُقَّ عَلَيْكَ ۚ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَqāla innī urīdu an ungkiḥaka iḥdabnatayya hātaini alā an ta`juranī ṡamāniya ḥijaj, fa in atmamta asyran fa min indik, wa mā urīdu an asyuqqa alaīk, satajidunī in syā`allāhu minaṣ-ṣāliḥīn27. Berkatalah dia Syu’aib “Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah suatu kebaikan dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu Insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik”.قَالَ ذَٰلِكَ بَيْنِى وَبَيْنَكَ ۖ أَيَّمَا ٱلْأَجَلَيْنِ قَضَيْتُ فَلَا عُدْوَٰنَ عَلَىَّ ۖ وَٱللَّهُ عَلَىٰ مَا نَقُولُ وَكِيلٌqāla żālika bainī wa bainak, ayyamal-ajalaini qaḍaitu fa lā udwāna alayy, wallāhu alā mā naqụlu wakīl28. Dia Musa berkata “Itulah perjanjian antara aku dan kamu. Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku lagi. Dan Allah adalah saksi atas apa yang kita ucapkan”.۞ فَلَمَّا قَضَىٰ مُوسَى ٱلْأَجَلَ وَسَارَ بِأَهْلِهِۦٓ ءَانَسَ مِن جَانِبِ ٱلطُّورِ نَارًا قَالَ لِأَهْلِهِ ٱمْكُثُوٓا۟ إِنِّىٓ ءَانَسْتُ نَارًا لَّعَلِّىٓ ءَاتِيكُم مِّنْهَا بِخَبَرٍ أَوْ جَذْوَةٍ مِّنَ ٱلنَّارِ لَعَلَّكُمْ تَصْطَلُونَfa lammā qaḍā mụsal-ajala wa sāra bi`ahlihī ānasa min jānibiṭ-ṭụri nārā, qāla li`ahlihimkuṡū innī ānastu nāral-la’allī ātīkum min-hā bikhabarin au jażwatim minan-nāri la’allakum taṣṭalụn29. Maka tatkala Musa telah menyelesaikan waktu yang ditentukan dan dia berangkat dengan keluarganya, dilihatnyalah api di lereng gunung ia berkata kepada keluarganya “Tunggulah di sini, sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa suatu berita kepadamu dari tempat api itu atau membawa sesuluh api, agar kamu dapat menghangatkan badan”.فَلَمَّآ أَتَىٰهَا نُودِىَ مِن شَٰطِئِ ٱلْوَادِ ٱلْأَيْمَنِ فِى ٱلْبُقْعَةِ ٱلْمُبَٰرَكَةِ مِنَ ٱلشَّجَرَةِ أَن يَٰمُوسَىٰٓ إِنِّىٓ أَنَا ٱللَّهُ رَبُّ ٱلْعَٰلَمِينَfa lammā atāhā nụdiya min syāṭi`il-wādil-aimani fil-buq’atil-mubārakati minasy-syajarati ay yā mụsā innī anallāhu rabbul-ālamīn30. Maka tatkala Musa sampai ke tempat api itu, diserulah dia dari arah pinggir lembah yang sebelah kanannya pada tempat yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu, yaitu “Ya Musa, sesungguhnya aku adalah Allah, Tuhan semesta أَلْقِ عَصَاكَ ۖ فَلَمَّا رَءَاهَا تَهْتَزُّ كَأَنَّهَا جَآنٌّ وَلَّىٰ مُدْبِرًا وَلَمْ يُعَقِّبْ ۚ يَٰمُوسَىٰٓ أَقْبِلْ وَلَا تَخَفْ ۖ إِنَّكَ مِنَ ٱلْءَامِنِينَArab-Latin wa an alqi aṣāk, fa lammā ra`āhā tahtazzu ka`annahā jānnuw wallā mudbiraw wa lam yu’aqqib, yā mụsā aqbil wa lā takhaf, innaka minal-āminīnArtinya 31. dan lemparkanlah tongkatmu. Maka tatkala tongkat itu menjadi ular dan Musa melihatnya bergerak-gerak seolah-olah dia seekor ular yang gesit, larilah ia berbalik ke belakang tanpa menoleh. Kemudian Musa diseru “Hai Musa datanglah kepada-Ku dan janganlah kamu takut. Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang يَدَكَ فِى جَيْبِكَ تَخْرُجْ بَيْضَآءَ مِنْ غَيْرِ سُوٓءٍ وَٱضْمُمْ إِلَيْكَ جَنَاحَكَ مِنَ ٱلرَّهْبِ ۖ فَذَٰنِكَ بُرْهَٰنَانِ مِن رَّبِّكَ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ وَمَلَإِي۟هِۦٓ ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا۟ قَوْمًا فَٰسِقِينَusluk yadaka fī jaibika takhruj baiḍā`a min gairi sū`iw waḍmum ilaika janāḥaka minar-rahbi fażānika bur-hānāni mir rabbika ilā fir’auna wa mala`ih, innahum kānụ qauman fāsiqīn32. Masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, niscaya ia keluar putih tidak bercacat bukan karena penyakit, dan dekapkanlah kedua tanganmu ke dadamu bila ketakutan, maka yang demikian itu adalah dua mukjizat dari Tuhanmu yang akan kamu hadapkan kepada Fir’aun dan pembesar-pembesarnya. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang fasik”.قَالَ رَبِّ إِنِّى قَتَلْتُ مِنْهُمْ نَفْسًا فَأَخَافُ أَن يَقْتُلُونِqāla rabbi innī qataltu min-hum nafsan fa akhāfu ay yaqtulụn33. Musa berkata “Ya Tuhanku sesungguhnya aku, telah membunuh seorang manusia dari golongan mereka, maka aku takut mereka akan هَٰرُونُ هُوَ أَفْصَحُ مِنِّى لِسَانًا فَأَرْسِلْهُ مَعِىَ رِدْءًا يُصَدِّقُنِىٓ ۖ إِنِّىٓ أَخَافُ أَن يُكَذِّبُونِwa akhī hārụnu huwa afṣaḥu minnī lisānan fa arsil-hu ma’iya rid`ay yuṣaddiqunī innī akhāfu ay yukażżibụn34. Dan saudaraku Harun dia lebih fasih lidahnya daripadaku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan perkataanku; sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakanku”.قَالَ سَنَشُدُّ عَضُدَكَ بِأَخِيكَ وَنَجْعَلُ لَكُمَا سُلْطَٰنًا فَلَا يَصِلُونَ إِلَيْكُمَا ۚ بِـَٔايَٰتِنَآ أَنتُمَا وَمَنِ ٱتَّبَعَكُمَا ٱلْغَٰلِبُونَqāla sanasyuddu aḍudaka bi`akhīka wa naj’alu lakumā sulṭānan fa lā yaṣilụna ilaikumā bi`āyātinā, antumā wa manittaba’akumal-gālibụn35. Allah berfirman “Kami akan membantumu dengan saudaramu, dan Kami berikan kepadamu berdua kekuasaan yang besar, maka mereka tidak dapat mencapaimu; berangkatlah kamu berdua dengan membawa mukjizat Kami, kamu berdua dan orang yang mengikuti kamulah yang akan جَآءَهُم مُّوسَىٰ بِـَٔايَٰتِنَا بَيِّنَٰتٍ قَالُوا۟ مَا هَٰذَآ إِلَّا سِحْرٌ مُّفْتَرًى وَمَا سَمِعْنَا بِهَٰذَا فِىٓ ءَابَآئِنَا ٱلْأَوَّلِينَfa lammā jā`ahum mụsā bi`āyātinā bayyināting qālụ mā hāżā illā siḥrum muftaraw wa mā sami’nā bihāżā fī ābā`inal-awwalīn36. Maka tatkala Musa datang kepada mereka dengan membawa mukjizat-mukjizat Kami yang nyata, mereka berkata “Ini tidak lain hanyalah sihir yang dibuat-buat dan kami belum pernah mendengar seruan yang seperti ini pada nenek moyang kami dahulu”.وَقَالَ مُوسَىٰ رَبِّىٓ أَعْلَمُ بِمَن جَآءَ بِٱلْهُدَىٰ مِنْ عِندِهِۦ وَمَن تَكُونُ لَهُۥ عَٰقِبَةُ ٱلدَّارِ ۖ إِنَّهُۥ لَا يُفْلِحُ ٱلظَّٰلِمُونَwa qāla mụsā rabbī a’lamu biman jā`a bil-hudā min indihī wa man takụnu lahụ āqibatud-dār, innahụ lā yufliḥuẓ-ẓālimụn37. Musa menjawab “Tuhanku lebih mengetahui orang yang patut membawa petunjuk dari sisi-Nya dan siapa yang akan mendapat kesudahan yang baik di negeri akhirat. Sesungguhnya tidaklah akan mendapat kemenangan orang-orang yang zalim”.وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَٰٓأَيُّهَا ٱلْمَلَأُ مَا عَلِمْتُ لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرِى فَأَوْقِدْ لِى يَٰهَٰمَٰنُ عَلَى ٱلطِّينِ فَٱجْعَل لِّى صَرْحًا لَّعَلِّىٓ أَطَّلِعُ إِلَىٰٓ إِلَٰهِ مُوسَىٰ وَإِنِّى لَأَظُنُّهُۥ مِنَ ٱلْكَٰذِبِينَwa qāla fir’aunu yā ayyuhal-mala`u mā alimtu lakum min ilāhin gairī, fa auqid lī yā hāmānu alaṭ-ṭīni faj’al lī ṣarḥal la’allī aṭṭali’u ilā ilāhi mụsā wa innī la`aẓunnuhụ minal-kāżibīn38. Dan berkata Fir’aun “Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta”.وَٱسْتَكْبَرَ هُوَ وَجُنُودُهُۥ فِى ٱلْأَرْضِ بِغَيْرِ ٱلْحَقِّ وَظَنُّوٓا۟ أَنَّهُمْ إِلَيْنَا لَا يُرْجَعُونَwastakbara huwa wa junụduhụ fil-arḍi bigairil-ḥaqqi wa ẓannū annahum ilainā lā yurja’ụn39. dan berlaku angkuhlah Fir’aun dan bala tentaranya di bumi Mesir tanpa alasan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada وَجُنُودَهُۥ فَنَبَذْنَٰهُمْ فِى ٱلْيَمِّ ۖ فَٱنظُرْ كَيْفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلظَّٰلِمِينَfa akhażnāhu wa junụdahụ fa nabażnāhum fil-yamm, fanẓur kaifa kāna āqibatuẓ-ẓālimīn40. Maka Kami hukumlah Fir’aun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka lihatlah bagaimana akibat orang-orang yang أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى ٱلنَّارِ ۖ وَيَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ لَا يُنصَرُونَArab-Latin wa ja’alnāhum a immatay yad’ụna ilan-nār, wa yaumal-qiyāmati lā yunṣarụnArtinya 41. Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru manusia ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan فِى هَٰذِهِ ٱلدُّنْيَا لَعْنَةً ۖ وَيَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ هُم مِّنَ ٱلْمَقْبُوحِينَwa atba’nāhum fī hāżihid-dun-yā la’nah, wa yaumal-qiyāmati hum minal-maqbụḥīn42. Dan Kami ikutkanlah laknat kepada mereka di dunia ini; dan pada hari kiamat mereka termasuk orang-orang yang dijauhkan dari rahmat Allah.وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا مُوسَى ٱلْكِتَٰبَ مِنۢ بَعْدِ مَآ أَهْلَكْنَا ٱلْقُرُونَ ٱلْأُولَىٰ بَصَآئِرَ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَرَحْمَةً لَّعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَwa laqad ātainā mụsal-kitāba mim ba’di mā ahlaknal-qurụnal-ụlā baṣā`ira lin-nāsi wa hudaw wa raḥmatal la’allahum yatażakkarụn43. Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa Al-Kitab Taurat sesudah Kami binasakan generasi-generasi yang terdahulu, untuk menjadi pelita bagi manusia dan petunjuk dan rahmat, agar mereka كُنتَ بِجَانِبِ ٱلْغَرْبِىِّ إِذْ قَضَيْنَآ إِلَىٰ مُوسَى ٱلْأَمْرَ وَمَا كُنتَ مِنَ ٱلشَّٰهِدِينَwa mā kunta bijānibil-garbiyyi iż qaḍainā ilā mụsal-amra wa mā kunta minasy-syāhidīn44. Dan tidaklah kamu Muhammad berada di sisi yang sebelah barat ketika Kami menyampaikan perintah kepada Musa, dan tiada pula kamu termasuk orang-orang yang أَنشَأْنَا قُرُونًا فَتَطَاوَلَ عَلَيْهِمُ ٱلْعُمُرُ ۚ وَمَا كُنتَ ثَاوِيًا فِىٓ أَهْلِ مَدْيَنَ تَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتِنَا وَلَٰكِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَwa lākinnā ansya`nā qurụnan fa taṭāwala alaihimul-umur, wa mā kunta ṡāwiyan fī ahli madyana tatlụ alaihim āyātinā wa lākinnā kunnā mursilīn45. Tetapi Kami telah mengadakan beberapa generasi, dan berlalulah atas mereka masa yang panjang, dan tiadalah kamu tinggal bersama-sama penduduk Mad-yan dengan membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka, tetapi Kami telah mengutus كُنتَ بِجَانِبِ ٱلطُّورِ إِذْ نَادَيْنَا وَلَٰكِن رَّحْمَةً مِّن رَّبِّكَ لِتُنذِرَ قَوْمًا مَّآ أَتَىٰهُم مِّن نَّذِيرٍ مِّن قَبْلِكَ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَwa mā kunta bijānibiṭ-ṭụri iż nādainā wa lākir raḥmatam mir rabbika litunżira qaumam mā atāhum min nażīrim ming qablika la’allahum yatażakkarụn46. Dan tiadalah kamu berada di dekat gunung Thur ketika Kami menyeru Musa, tetapi Kami beritahukan itu kepadamu sebagai rahmat dari Tuhanmu, supaya kamu memberi peringatan kepada kaum Quraisy yang sekali-kali belum datang kepada mereka pemberi peringatan sebelum kamu agar mereka أَن تُصِيبَهُم مُّصِيبَةٌۢ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ فَيَقُولُوا۟ رَبَّنَا لَوْلَآ أَرْسَلْتَ إِلَيْنَا رَسُولًا فَنَتَّبِعَ ءَايَٰتِكَ وَنَكُونَ مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَwalau lā an tuṣībahum muṣībatum bimā qaddamat aidīhim fa yaqụlụ rabbanā lau lā arsalta ilainā rasụlan fa nattabi’a āyātika wa nakụna minal-mu`minīn47. Dan agar mereka tidak mengatakan ketika azab menimpa mereka disebabkan apa yang mereka kerjakan “Ya Tuhan kami, mengapa Engkau tidak mengutus seorang rasul kepada kami, lalu kami mengikuti ayat-ayat Engkau dan jadilah kami termasuk orang-orang mukmin”.فَلَمَّا جَآءَهُمُ ٱلْحَقُّ مِنْ عِندِنَا قَالُوا۟ لَوْلَآ أُوتِىَ مِثْلَ مَآ أُوتِىَ مُوسَىٰٓ ۚ أَوَلَمْ يَكْفُرُوا۟ بِمَآ أُوتِىَ مُوسَىٰ مِن قَبْلُ ۖ قَالُوا۟ سِحْرَانِ تَظَٰهَرَا وَقَالُوٓا۟ إِنَّا بِكُلٍّ كَٰفِرُونَfa lammā jā`ahumul-ḥaqqu min indinā qālụ lau lā ụtiya miṡla mā ụtiya mụsā, a wa lam yakfurụ bimā ụtiya mụsā ming qabl, qālụ siḥrāni taẓāharā, wa qālū innā bikulling kāfirụn48. Maka tatkala datang kepada mereka kebenaran dari sisi Kami, mereka berkata “Mengapakah tidak diberikan kepadanya Muhammad seperti yang telah diberikan kepada Musa dahulu?”. Dan bukankah mereka itu telah ingkar juga kepada apa yang telah diberikan kepada Musa dahulu?; mereka dahulu telah berkata “Musa dan Harun adalah dua ahli sihir yang bantu membantu”. Dan mereka juga berkata “Sesungguhnya kami tidak mempercayai masing-masing mereka itu”.قُلْ فَأْتُوا۟ بِكِتَٰبٍ مِّنْ عِندِ ٱللَّهِ هُوَ أَهْدَىٰ مِنْهُمَآ أَتَّبِعْهُ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَqul fa`tụ bikitābim min indillāhi huwa ahdā min-humā attabi’hu ing kuntum ṣādiqīn49. Katakanlah “Datangkanlah olehmu sebuah kitab dari sisi Allah yang kitab itu lebih dapat memberi petunjuk daripada keduanya Taurat dan Al Quran niscaya aku mengikutinya, jika kamu sungguh orang-orang yang benar”.فَإِن لَّمْ يَسْتَجِيبُوا۟ لَكَ فَٱعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَآءَهُمْ ۚ وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ ٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ بِغَيْرِ هُدًى مِّنَ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّٰلِمِينَfa il lam yastajībụ laka fa’lam annamā yattabi’ụna ahwā`ahum, wa man aḍallu mim manittaba’a hawāhu bigairi hudam minallāh, innallāha lā yahdil-qaumaẓ-ẓālimīn50. Maka jika mereka tidak menjawab tantanganmu ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka belaka. Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang وَلَقَدْ وَصَّلْنَا لَهُمُ ٱلْقَوْلَ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَArab-Latin wa laqad waṣṣalnā lahumul-qaula la’allahum yatażakkarụnArtinya 51. Dan sesungguhnya telah Kami turunkan berturut-turut perkataan ini Al Quran kepada mereka agar mereka mendapat ءَاتَيْنَٰهُمُ ٱلْكِتَٰبَ مِن قَبْلِهِۦ هُم بِهِۦ يُؤْمِنُونَallażīna ātaināhumul-kitāba ming qablihī hum bihī yu`minụn52. Orang-orang yang telah Kami datangkan kepada mereka Al Kitab sebelum Al Quran, mereka beriman pula dengan Al Quran يُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ قَالُوٓا۟ ءَامَنَّا بِهِۦٓ إِنَّهُ ٱلْحَقُّ مِن رَّبِّنَآ إِنَّا كُنَّا مِن قَبْلِهِۦ مُسْلِمِينَwa iżā yutlā alaihim qālū āmannā bihī innahul-ḥaqqu mir rabbinā innā kunnā ming qablihī muslimīn53. Dan apabila dibacakan Al Quran itu kepada mereka, mereka berkata “Kami beriman kepadanya; sesungguhnya; Al Quran itu adalah suatu kebenaran dari Tuhan kami, sesungguhnya kami sebelumnya adalah orang-orang yang membenarkannya.أُو۟لَٰٓئِكَ يُؤْتَوْنَ أَجْرَهُم مَّرَّتَيْنِ بِمَا صَبَرُوا۟ وَيَدْرَءُونَ بِٱلْحَسَنَةِ ٱلسَّيِّئَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَulā`ika yu`tauna ajrahum marrataini bimā ṣabarụ wa yadra`ụna bil-ḥasanatis-sayyi`ata wa mimmā razaqnāhum yunfiqụn54. Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka, dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan, dan sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada mereka, mereka سَمِعُوا۟ ٱللَّغْوَ أَعْرَضُوا۟ عَنْهُ وَقَالُوا۟ لَنَآ أَعْمَٰلُنَا وَلَكُمْ أَعْمَٰلُكُمْ سَلَٰمٌ عَلَيْكُمْ لَا نَبْتَغِى ٱلْجَٰهِلِينَwa iżā sami’ul-lagwa a’raḍụ an-hu wa qālụ lanā a’mālunā wa lakum a’mālukum salāmun alaikum lā nabtagil-jāhilīn55. Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata “Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil”.إِنَّكَ لَا تَهْدِى مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَهْدِى مَن يَشَآءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَinnaka lā tahdī man aḥbabta wa lākinnallāha yahdī may yasyā`, wa huwa a’lamu bil-muhtadīn56. Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima إِن نَّتَّبِعِ ٱلْهُدَىٰ مَعَكَ نُتَخَطَّفْ مِنْ أَرْضِنَآ ۚ أَوَلَمْ نُمَكِّن لَّهُمْ حَرَمًا ءَامِنًا يُجْبَىٰٓ إِلَيْهِ ثَمَرَٰتُ كُلِّ شَىْءٍ رِّزْقًا مِّن لَّدُنَّا وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَwa qālū in nattabi’il-hudā ma’aka nutakhaṭṭaf min arḍinā, a wa lam numakkil lahum ḥaraman āminay yujbā ilaihi ṡamarātu kulli syai`ir rizqam mil ladunnā wa lākinna akṡarahum lā ya’lamụn57. Dan mereka berkata “Jika kami mengikuti petunjuk bersama kamu, niscaya kami akan diusir dari negeri kami”. Dan apakah Kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah haram tanah suci yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam tumbuh-tumbuhan untuk menjadi rezeki bagimu dari sisi Kami?. Tetapi kebanyakan mereka tidak أَهْلَكْنَا مِن قَرْيَةٍۭ بَطِرَتْ مَعِيشَتَهَا ۖ فَتِلْكَ مَسَٰكِنُهُمْ لَمْ تُسْكَن مِّنۢ بَعْدِهِمْ إِلَّا قَلِيلًا ۖ وَكُنَّا نَحْنُ ٱلْوَٰرِثِينَwa kam ahlaknā ming qaryatim baṭirat ma’īsyatahā, fa tilka masākinuhum lam tuskam mim ba’dihim illā qalīlā, wa kunnā naḥnul-wāriṡīn58. Dan berapa banyaknya penduduk negeri yang telah Kami binasakan, yang sudah bersenang-senang dalam kehidupannya; maka itulah tempat kediaman mereka yang tiada di diami lagi sesudah mereka, kecuali sebahagian kecil. Dan Kami adalah Pewarisnya.وَمَا كَانَ رَبُّكَ مُهْلِكَ ٱلْقُرَىٰ حَتَّىٰ يَبْعَثَ فِىٓ أُمِّهَا رَسُولًا يَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتِنَا ۚ وَمَا كُنَّا مُهْلِكِى ٱلْقُرَىٰٓ إِلَّا وَأَهْلُهَا ظَٰلِمُونَwa mā kāna rabbuka muhlikal-qurā ḥattā yab’aṡa fī ummihā rasụlay yatlụ alaihim āyātinā, wa mā kunnā muhlikil-qurā illā wa ahluhā ẓālimụn59. Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum Dia mengutus di ibukota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah pula Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan أُوتِيتُم مِّن شَىْءٍ فَمَتَٰعُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَزِينَتُهَا ۚ وَمَا عِندَ ٱللَّهِ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰٓ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَwa mā ụtītum min syai`in fa matā’ul-ḥayātid-dun-yā wa zīnatuhā, wa mā indallāhi khairuw wa abqā, a fa lā ta’qilụn60. Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kamu tidak memahaminya?أَفَمَن وَعَدْنَٰهُ وَعْدًا حَسَنًا فَهُوَ لَٰقِيهِ كَمَن مَّتَّعْنَٰهُ مَتَٰعَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ثُمَّ هُوَ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ مِنَ ٱلْمُحْضَرِينَArab-Latin a fa maw wa’adnāhu wa’dan ḥasanan fa huwa lāqīhi kamam matta’nāhu matā’al-ḥayātid-dun-yā ṡumma huwa yaumal-qiyāmati minal-muḥḍarīnArtinya 61. Maka apakah orang yang Kami janjikan kepadanya suatu janji yang baik surga lalu ia memperolehnya, sama dengan orang yang Kami berikan kepadanya kenikmatan hidup duniawi; kemudian dia pada hari kiamat termasuk orang-orang yang diseret ke dalam neraka?وَيَوْمَ يُنَادِيهِمْ فَيَقُولُ أَيْنَ شُرَكَآءِىَ ٱلَّذِينَ كُنتُمْ تَزْعُمُونَwa yauma yunādīhim fa yaqụlu aina syurakā`iyallażīna kuntum taz’umụn62. Dan ingatlah hari di waktu Allah menyeru mereka, seraya berkata “Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kamu katakan?”قَالَ ٱلَّذِينَ حَقَّ عَلَيْهِمُ ٱلْقَوْلُ رَبَّنَا هَٰٓؤُلَآءِ ٱلَّذِينَ أَغْوَيْنَآ أَغْوَيْنَٰهُمْ كَمَا غَوَيْنَا ۖ تَبَرَّأْنَآ إِلَيْكَ ۖ مَا كَانُوٓا۟ إِيَّانَا يَعْبُدُونَqālallażīna ḥaqqa alaihimul-qaulu rabbanā hā`ulā`illażīna agwainā, agwaināhum kamā gawainā, tabarra`nā ilaika mā kānū iyyānā ya’budụn63. Berkatalah orang-orang yang telah tetap hukuman atas mereka; “Ya Tuhan kami, mereka inilah orang-orang yang kami sesatkan itu; kami telah menyesatkan mereka sebagaimana kami sendiri sesat, kami menyatakan berlepas diri dari mereka kepada Engkau, mereka sekali-kali tidak menyembah kami”.وَقِيلَ ٱدْعُوا۟ شُرَكَآءَكُمْ فَدَعَوْهُمْ فَلَمْ يَسْتَجِيبُوا۟ لَهُمْ وَرَأَوُا۟ ٱلْعَذَابَ ۚ لَوْ أَنَّهُمْ كَانُوا۟ يَهْتَدُونَwa qīlad’ụ syurakā`akum fa da’auhum fa lam yastajībụ lahum, wa ra`awul-ażāb, lau annahum kānụ yahtadụn64. Dikatakan kepada mereka “Serulah olehmu sekutu-sekutu kamu”, lalu mereka menyerunya, maka sekutu-sekutu itu tidak memperkenankan seruan mereka, dan mereka melihat azab. Mereka ketika itu berkeinginan kiranya mereka dahulu menerima يُنَادِيهِمْ فَيَقُولُ مَاذَآ أَجَبْتُمُ ٱلْمُرْسَلِينَwa yauma yunādīhim fa yaqụlu māżā ajabtumul-mursalīn65. Dan ingatlah hari di waktu Allah menyeru mereka, seraya berkata “Apakah jawabanmu kepada para rasul?”فَعَمِيَتْ عَلَيْهِمُ ٱلْأَنۢبَآءُ يَوْمَئِذٍ فَهُمْ لَا يَتَسَآءَلُونَfa amiyat alaihimul-ambā`u yauma`iżin fa hum lā yatasā`alụn66. Maka gelaplah bagi mereka segala macam alasan pada hari itu, karena itu mereka tidak saling tanya مَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ صَٰلِحًا فَعَسَىٰٓ أَن يَكُونَ مِنَ ٱلْمُفْلِحِينَfa ammā man tāba wa āmana wa amila ṣāliḥan fa asā ay yakụna minal-mufliḥīn67. Adapun orang yang bertaubat dan beriman, serta mengerjakan amal yang saleh, semoga dia termasuk orang-orang yang يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ وَيَخْتَارُ ۗ مَا كَانَ لَهُمُ ٱلْخِيَرَةُ ۚ سُبْحَٰنَ ٱللَّهِ وَتَعَٰلَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَwa rabbuka yakhluqu mā yasyā`u wa yakhtār, mā kāna lahumul-khiyarah, sub-ḥānallāhi wa ta’ālā ammā yusyrikụn68. Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan dengan Dia.وَرَبُّكَ يَعْلَمُ مَا تُكِنُّ صُدُورُهُمْ وَمَا يُعْلِنُونَwa rabbuka ya’lamu mā tukinnu ṣudụruhum wa mā yu’linụn69. Dan Tuhanmu mengetahui apa yang disembunyikan dalam dada mereka dan apa yang mereka ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ لَهُ ٱلْحَمْدُ فِى ٱلْأُولَىٰ وَٱلْءَاخِرَةِ ۖ وَلَهُ ٱلْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَwa huwallāhu lā ilāha illā huw, lahul-ḥamdu fil-ụlā wal-ākhirati wa lahul-ḥukmu wa ilaihi turja’ụn70. Dan Dialah Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia, bagi-Nya-lah segala puji di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nya-lah segala penentuan dan hanya kepada-Nya-lah kamu أَرَءَيْتُمْ إِن جَعَلَ ٱللَّهُ عَلَيْكُمُ ٱلَّيْلَ سَرْمَدًا إِلَىٰ يَوْمِ ٱلْقِيَٰمَةِ مَنْ إِلَٰهٌ غَيْرُ ٱللَّهِ يَأْتِيكُم بِضِيَآءٍ ۖ أَفَلَا تَسْمَعُونَArab-Latin qul a ra`aitum in ja’alallāhu alaikumul-laila sarmadan ilā yaumil-qiyāmati man ilāhun gairullāhi ya`tīkum biḍiyā`, a fa lā tasma’ụnArtinya 71. Katakanlah “Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka apakah kamu tidak mendengar?”قُلْ أَرَءَيْتُمْ إِن جَعَلَ ٱللَّهُ عَلَيْكُمُ ٱلنَّهَارَ سَرْمَدًا إِلَىٰ يَوْمِ ٱلْقِيَٰمَةِ مَنْ إِلَٰهٌ غَيْرُ ٱللَّهِ يَأْتِيكُم بِلَيْلٍ تَسْكُنُونَ فِيهِ ۖ أَفَلَا تُبْصِرُونَqul a ra`aitum in ja’alallāhu alaikumun-nahāra sarmadan ilā yaumil-qiyāmati man ilāhun gairullāhi ya`tīkum bilailin taskunụna fīh, a fa lā tubṣirụn72. Katakanlah “Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”وَمِن رَّحْمَتِهِۦ جَعَلَ لَكُمُ ٱلَّيْلَ وَٱلنَّهَارَ لِتَسْكُنُوا۟ فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِهِۦ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَwa mir raḥmatihī ja’ala lakumul-laila wan-nahāra litaskunụ fīhi wa litabtagụ min faḍlihī wa la’allakum tasykurụn73. Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya pada siang hari dan agar kamu bersyukur يُنَادِيهِمْ فَيَقُولُ أَيْنَ شُرَكَآءِىَ ٱلَّذِينَ كُنتُمْ تَزْعُمُونَwa yauma yunādīhim fa yaqụlu aina syurakā`iyallażīna kuntum taz’umụn74. Dan ingatlah hari di waktu Allah menyeru mereka, seraya berkata “Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kamu katakan?”وَنَزَعْنَا مِن كُلِّ أُمَّةٍ شَهِيدًا فَقُلْنَا هَاتُوا۟ بُرْهَٰنَكُمْ فَعَلِمُوٓا۟ أَنَّ ٱلْحَقَّ لِلَّهِ وَضَلَّ عَنْهُم مَّا كَانُوا۟ يَفْتَرُونَwa naza’nā ming kulli ummatin syahīdan fa qulnā hātụ burhānakum fa alimū annal-ḥaqqa lillāhi wa ḍalla an-hum mā kānụ yaftarụn75. Dan Kami datangkan dari tiap-tiap umat seorang saksi, lalu Kami berkata “Tunjukkanlah bukti kebenaranmu”, maka tahulah mereka bahwasanya yang hak itu kepunyaan Allah dan lenyaplah dari mereka apa yang dahulunya mereka إِنَّ قَٰرُونَ كَانَ مِن قَوْمِ مُوسَىٰ فَبَغَىٰ عَلَيْهِمْ ۖ وَءَاتَيْنَٰهُ مِنَ ٱلْكُنُوزِ مَآ إِنَّ مَفَاتِحَهُۥ لَتَنُوٓأُ بِٱلْعُصْبَةِ أُو۟لِى ٱلْقُوَّةِ إِذْ قَالَ لَهُۥ قَوْمُهُۥ لَا تَفْرَحْ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْفَرِحِينَinna qārụna kāna ming qaumi mụsā fa bagā alaihim wa ātaināhu minal-kunụzi mā inna mafātiḥahụ latanū`u bil-uṣbati ulil-quwwati iż qāla lahụ qaumuhụ lā tafraḥ innallāha lā yuḥibbul-fariḥīn76. Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. Ingatlah ketika kaumnya berkata kepadanya “Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri”.وَٱبْتَغِ فِيمَآ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلْءَاخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِن كَمَآ أَحْسَنَ ٱللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ ٱلْفَسَادَ فِى ٱلْأَرْضِ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْمُفْسِدِينَwabtagi fīmā ātākallāhud-dāral-ākhirata wa lā tansa naṣībaka minad-dun-yā wa aḥsing kamā aḥsanallāhu ilaika wa lā tabgil-fasāda fil-arḍ, innallāha lā yuḥibbul-mufsidīn77. Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari kenikmatan duniawi dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat إِنَّمَآ أُوتِيتُهُۥ عَلَىٰ عِلْمٍ عِندِىٓ ۚ أَوَلَمْ يَعْلَمْ أَنَّ ٱللَّهَ قَدْ أَهْلَكَ مِن قَبْلِهِۦ مِنَ ٱلْقُرُونِ مَنْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَأَكْثَرُ جَمْعًا ۚ وَلَا يُسْـَٔلُ عَن ذُنُوبِهِمُ ٱلْمُجْرِمُونَqāla innamā ụtītuhụ alā ilmin indī, a wa lam ya’lam annallāha qad ahlaka ming qablihī minal-qurụni man huwa asyaddu min-hu quwwataw wa akṡaru jam’ā, wa lā yus`alu an żunụbihimul-mujrimụn78. Karun berkata “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku”. Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa عَلَىٰ قَوْمِهِۦ فِى زِينَتِهِۦ ۖ قَالَ ٱلَّذِينَ يُرِيدُونَ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا يَٰلَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَآ أُوتِىَ قَٰرُونُ إِنَّهُۥ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍfa kharaja alā qaumihī fī zīnatih, qālallażīna yurīdụnal-ḥayātad-dun-yā yā laita lanā miṡla mā ụtiya qārụnu innahụ lażụ haẓẓin aẓīm79. Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia “Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar”.وَقَالَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ ٱللَّهِ خَيْرٌ لِّمَنْ ءَامَنَ وَعَمِلَ صَٰلِحًا وَلَا يُلَقَّىٰهَآ إِلَّا ٱلصَّٰبِرُونَwa qālallażīna ụtul-ilma wailakum ṡawābullāhi khairul liman āmana wa amila ṣāliḥā, wa lā yulaqqāhā illaṣ-ṣābirụn80. Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu “Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar”.فَخَسَفْنَا بِهِۦ وَبِدَارِهِ ٱلْأَرْضَ فَمَا كَانَ لَهُۥ مِن فِئَةٍ يَنصُرُونَهُۥ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ ٱلْمُنتَصِرِينَArab-Latin fa khasafnā bihī wa bidārihil-arḍ, fa mā kāna lahụ min fi`atiy yanṣurụnahụ min dụnillāhi wa mā kāna minal-muntaṣirīnArtinya 81. Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang yang dapat membela dirinya.وَأَصْبَحَ ٱلَّذِينَ تَمَنَّوْا۟ مَكَانَهُۥ بِٱلْأَمْسِ يَقُولُونَ وَيْكَأَنَّ ٱللَّهَ يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦ وَيَقْدِرُ ۖ لَوْلَآ أَن مَّنَّ ٱللَّهُ عَلَيْنَا لَخَسَفَ بِنَا ۖ وَيْكَأَنَّهُۥ لَا يُفْلِحُ ٱلْكَٰفِرُونَwa aṣbaḥallażīna tamannau makānahụ bil-amsi yaqụlụna waika`annallāha yabsuṭur-rizqa limay yasyā`u min ibādihī wa yaqdir, lau lā am mannallāhu alainā lakhasafa binā, waika`annahụ lā yufliḥul-kāfirụn82. Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Karun itu, berkata “Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambanya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita pula. Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari nikmat Allah”.تِلْكَ ٱلدَّارُ ٱلْءَاخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا ۚ وَٱلْعَٰقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَtilkad-dārul-ākhiratu naj’aluhā lillażīna lā yurīdụna uluwwan fil-arḍi wa lā fasādā, wal-āqibatu lil-muttaqīn83. Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di muka bumi. Dan kesudahan yang baik itu adalah bagi orang-orang yang جَآءَ بِٱلْحَسَنَةِ فَلَهُۥ خَيْرٌ مِّنْهَا ۖ وَمَن جَآءَ بِٱلسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَى ٱلَّذِينَ عَمِلُوا۟ ٱلسَّيِّـَٔاتِ إِلَّا مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَman jā`a bil-ḥasanati fa lahụ khairum min-hā, wa man jā`a bis-sayyi`ati fa lā yujzallażīna amilus-sayyi`āti illā mā kānụ ya’malụn84. Barangsiapa yang datang dengan membawa kebaikan, maka baginya pahala yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa yang datang dengan membawa kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan seimbang dengan apa yang dahulu mereka ٱلَّذِى فَرَضَ عَلَيْكَ ٱلْقُرْءَانَ لَرَآدُّكَ إِلَىٰ مَعَادٍ ۚ قُل رَّبِّىٓ أَعْلَمُ مَن جَآءَ بِٱلْهُدَىٰ وَمَنْ هُوَ فِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍinnallażī faraḍa alaikal-qur`āna larādduka ilā ma’ād, qul rabbī a’lamu man jā`a bil-hudā wa man huwa fī ḍalālim mubīn85. Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu melaksanakan hukum-hukum Al Quran, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali. Katakanlah “Tuhanku mengetahui orang yang membawa petunjuk dan orang yang dalam kesesatan yang nyata”.وَمَا كُنتَ تَرْجُوٓا۟ أَن يُلْقَىٰٓ إِلَيْكَ ٱلْكِتَٰبُ إِلَّا رَحْمَةً مِّن رَّبِّكَ ۖ فَلَا تَكُونَنَّ ظَهِيرًا لِّلْكَٰفِرِينَwa mā kunta tarjū ay yulqā ilaikal-kitābu illā raḥmatam mir rabbika fa lā takụnanna ẓahīral lil-kāfirīn86. Dan kamu tidak pernah mengharap agar Al Quran diturunkan kepadamu, tetapi ia diturunkan karena suatu rahmat yang besar dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu menjadi penolong bagi orang-orang يَصُدُّنَّكَ عَنْ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ بَعْدَ إِذْ أُنزِلَتْ إِلَيْكَ ۖ وَٱدْعُ إِلَىٰ رَبِّكَ ۖ وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَwa lā yaṣuddunnaka an āyātillāhi ba’da iż unzilat ilaika wad’u ilā rabbika wa lā takụnanna minal-musyrikīn87. Dan janganlah sekali-kali mereka dapat menghalangimu dari menyampaikan ayat-ayat Allah, sesudah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu, dan serulah mereka kepada jalan Tuhanmu, dan janganlah sekali-sekali kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan تَدْعُ مَعَ ٱللَّهِ إِلَٰهًا ءَاخَرَ ۘ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ كُلُّ شَىْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُۥ ۚ لَهُ ٱلْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَwa lā tad’u ma’allāhi ilāhan ākhar, lā ilāha illā huw, kullu syai`in hālikun illā waj-hah, lahul-ḥukmu wa ilaihi turja’ụn88. Janganlah kamu sembah di samping menyembah Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya-lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nya-lah kamu ke-28 al-Qashash, artinya Kisah, lengkap ayat 1-88. Berisikan tentang penyebutan standar hakiki sebuah kekuatan, dengan menampakkan kekuasaan Allah dan sunah-Nya untuk menolong orang-orang yang tertindas dan menghancurkan orang-orang yang sombong.
AlQur'an Surat Al-Baqarah: 177, Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk
وَقَالُوٓا۟ إِن نَّتَّبِعِ ٱلْهُدَىٰ مَعَكَ نُتَخَطَّفْ مِنْ أَرْضِنَآ ۚ أَوَلَمْ نُمَكِّن لَّهُمْ حَرَمًا ءَامِنًا يُجْبَىٰٓ إِلَيْهِ ثَمَرَٰتُ كُلِّ شَىْءٍ رِّزْقًا مِّن لَّدُنَّا وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ Arab-Latin Wa qālū in nattabi'il-hudā ma'aka nutakhaṭṭaf min arḍinā, a wa lam numakkil lahum ḥaraman āminay yujbā ilaihi ṡamarātu kulli syai`ir rizqam mil ladunnā wa lākinna akṡarahum lā ya'lamụnArtinya Dan mereka berkata "Jika kami mengikuti petunjuk bersama kamu, niscaya kami akan diusir dari negeri kami". Dan apakah Kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah haram tanah suci yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam tumbuh-tumbuhan untuk menjadi rezeki bagimu dari sisi Kami?. Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. Al-Qashash 56 ✵ Al-Qashash 58 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangTafsir Berharga Berkaitan Dengan Surat Al-Qashash Ayat 57 Paragraf di atas merupakan Surat Al-Qashash Ayat 57 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka tafsir berharga dari ayat ini. Ditemukan beraneka penjelasan dari kalangan ahli ilmu mengenai makna surat Al-Qashash ayat 57, sebagiannya sebagaimana tercantum📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaOrang-orang kafir Makkah berkata, “jika kami mengikuti kebenaran yang kamu bawa kepada kami dan kami berlepas diri dari para pembela dan tuhan-tuhan kami, niscaya kami akan diusir dari tempat kami dengan dibunuh, ditawan dan terampas kekayaan kami.” Bukankah Kami telah menjadikan mereka berkuasa di negeri yang aman, di mana Kami mengharamkan atas manusia untuk menumpahkan darah di dalamnya, dipasok kepadanya buah-buahan dari segala sesuatu tumbuhan sebagai rizki dari sisi Kami? akan tetapi, kebanyakan kaum musyrikin tidak mengerti urgensi kenikmatan-kenikmatan yang tercurah kepada mereka itu, sehingga mereka tidak mensyukuri Dzat yang telah melimpahkan karunia itu kepada mereka dan tidak menaatiNya.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram57. Orang-orang musyrik dari penduduk Makkah berkata sebagai alasan tidak mengikuti Islam dan tidak beriman kepadanya, “Jika kami mengikuti Islam yang engkau bawa niscaya musuh-musuh kami akan mengusir kami dari negeri kami dengan segera.” Bukankah Kami telah meneguhkan bagi orang-orang musyrik itu Tanah Haram yang di dalamnya diharamkan pertumpahan darah dan kezaliman, mereka aman di dalamnya dari serbuan orang lain terhadap mereka, didatangkan kepada mereka segala macam buah-buahan sebagai rezeki dari sisi Kami yang Kami berikan kepada mereka, akan tetapi kebanyakan dari mereka tidak mengetahui apa yang telah Allah rezekikan kepada mereka lalu mereka bersyukur kepada Allah atasnya.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah57. Orang-orang musyrik Makkah telah terbiasa dengan kekafiran dan kerusakan akidah, sehingga mereka mengajukan berbagai alasan batil yang menghalangi mereka masuk Islam, mereka berkata “Hai Muhammad, jika kami beriman kepadamu dan berlepas diri dari tuhan-tuhan kami, maka kabilah-kabilah arab yang ada di sekitar kami akan menyerang, menculik, dan menawan kami; dan kami tidak memiliki kekuatan untuk melawan mereka.” Allah membantah perkataan mereka bahwa Dia telah menjadikan mereka di tanah haram suci yang aman, orang yang tinggal di sana akan aman dari pembunuhan dan penawanan; dan Allah mendatangkan kepada mereka buah-buahan dengan berbagai jenis dan rasa dari negeri lain sebagai rezeki bagi mereka. Allah telah memberi mereka keamanan dan rezeki saat tidak ada yang mampu memberi mereka keamanan dan rezeki jika mereka masuk Islam. Mereka hanya perlu berpaling dari keterikatan mereka dengan kekafiran dan mengingat segala kenikmatan yang telah Allah berikan kepada mereka. Tanah suci yang mereka tinggali bukanlah keistimewaan yang diberikan oleh kabilah-kabilah arab bagi mereka, akan tetapi mayoritas mereka tidak mengetahuinya, sehingga mereka beranggapan agama Islam akan mendatangkan kezaliman kepada dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah57. وَقَالُوٓا۟ إِن نَّتَّبِعِ الْهُدَىٰ مَعَكَ نُتَخَطَّفْ مِنْ أَرْضِنَآ Dan mereka berkata “Jika kami mengikuti petunjuk bersama kamu, niscaya kami akan diusir dari negeri kami” Yakni orang-orang musyrik Quraisy dan pengikutnya mengatakan hai Muhammad, jika kami masuk agamamu, niscaya orang-orang arab yang lain akan merampas tanah kami yakni tanah Makkah, dan kami tidak memiliki kekuatan untuk melawan mereka. أَوَلَمْ نُمَكِّن لَّهُمْ حَرَمًا ءَامِنًاDan apakah Kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah haram tanah suci yang aman Bukankah Kami telah menjadikan tanah ini aman bagi mereka, tidak ada seorangpun yang menzalimi keluarganya, sehingga kalian sangat aman dari serangan orang arab yang lain. يُجْبَىٰٓ إِلَيْهِ ثَمَرٰتُ كُلِّ شَىْءٍyang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam tumbuh-tumbuhan Yakni segala macam buah-buahan didatangkan ke sana dari berbagai tempat. وَلٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui Karena kebodohan dan kelalaian mereka yang sangat, serta mereka tidak memikirkan kesudahan urusan mereka.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah57. Orang-orang musyrik Quraisy berkata “Jika kami masuk agamamu wahai Muhammad, maka bangsa Arab akan menawan kami dari tanah kami yaitu Mekah, dengan menjauhkan kami dari negeri kami.” Kemudian Allah menanggapi mereka “Bukankah Kami telah menjadikan Mekah aman.” Buah-buahan dan rejeki-rejeki dibawa ke dalamnya dari berbagai tempat sebagai bentuk rejeki dari Kami bagi mereka. Akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui bahwa yang Kami firmankan itu benar. Mereka itu tidak tahu dan tidak mau berpikir tentang hakikat perkara-perkara itu. Maknanya jika ini adalah keadaan mereka, yaitu penyembah berhala, lalu bagaimana bisa Kami membuat mereka ketakutan dan keluar dari rumah, jika mereka telah melekatkan diri untuk mensucikan Ka’bah dan menyatu dengannya. Ibnu Abbas berkata “Sesungguhnya orang-orang dari suku Quraisy berkata kepada Nabi SAW “Jika kami mengikutimu, maka orang-orang akan menawan kami” kemudian turunlah ayat ini”📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahMereka berkata,“Jika mengikuti petunjuk bersamamu, niscaya kami akan diusir} maka kami akan diusir dalam keadaan dibunuh dan ditawan {dari negeri kami” “Bukankah Kami telah mengukuhkan kedudukan mereka di tanah haram yang aman, yang didatangkan} dibawa dan dikumpulkan {ke tempat itu buah-buahan dari setiap jenis sebagai rezeki dari sisi Kami”} sisi Kami {Akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahuiMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H57. Allah mengabarkan bahwasanya orang-orang yang mendustakan dari kaum Quraisy dan penduduk Makkah berkata kepada Rasulullah, “Jika kami mengikuti petunjuk bersama kamu, niscaya kami akan diserang dari negeri kami,” dengan pembunuhan, penawanan, dan perampasan harta benda. Sebab semua orang telah memusuhimu dan menyalahimu. Maka kalau kami mengikkutimu, niscaya kami menghadapi permusuhan semua orang, sedangkan kami tidak mempunyai daya untuk menghadapi mereka. Perkataan ini menunjukkan sikap buruk sangka terhadap Allah, bahwa Allah tidak akan menolong agamaNya, tidak akan meninggikan kalimatNya. Bahkan, akan membuat manusia mengalahkan para penganut agamaNya, lalu mereka menimpakan siksaan terhadap mereka. Mereka mengira bahwa kebatilan akan mengungguli kebenaran. Maka Allah berfirman seraya menjelaskan keadaan mereka yang terlindungi dari masyarakat luar dan bahwasanya Allah telah mengistimewakan mereka dengannya, seraya berfirman, “Dan apakah Kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah haram yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam tumbuh-tumbuhan untuk menjadi rizki bagimu dari sisi Kami?” maksudnya, tidakkah Kami telah menjadikan mereka berkuasa dan bertempat tinggal dengan teguh di tanah haram yang banyak didatangi oleh para delegasi dan menjadi tempat tujuan para peziarah? Ia telah diharamkan oleh orang yang dekat dan yang jauh, maka penduduknya tidak akan diganggu, dan mereka pun tidak akan dilecehkan sedikit ataupun banyak. Padahal kondisinya, semua daerah yang ada di sekitarnya telah diliputi rasa takut dari segala penjuru, penduduknya tidak merasa aman dan tidak pula merasa tentram. Maka hendaklah mereka penduduk Makkah memuji Allah Rabb mereka atas rasa aman yang menyeluruh ini, yang tidak dimiliki oleh selain mereka, dan atas rizki yang berlimpah ruah yang dibawa kepada mereka dari segala tempat, berupa berbagai buah-buahan, makanan, dan barang-barang lainnya yang dengannya mereka dapat mengambil keuntungan dan bersenang-senang; dan hendaklah mereka mengikuti Rasul yang mulia ini agar rasa aman dan kesejahteraan menjadi sempurna. Dan jangan sampai mereka mendustakannya dan kufur terhadap nikmat Allah, sehingga mereka merubah keadaan aman mereka menjadi rasa takut, kemuliaan mereka akan berubah menjadi kehinaan, dan kekayaan mereka menjadi kefakiran.📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-SyawiSurat Al-Qashash ayat 57 Berkata orang-orang kafir quraisy kepada Nabi ﷺ Sungguh kami khawatir jika kami beriman kepadamu serta mengikutimu, maka bangsa arab akan saling merampas tanah kami dengan peperangan dan perampasan, dengan memenjarakan dan menangkap kami. Apakah mereka orang-orang kafir tidak melihat bahwasanya Kamilah yang menjadikan mereka tetap di atas negeri mereka dengan aman dan tanpa kesulitan dan Kami jugalah yang menjadikan di hati-hati mereka kecintaan atas tanah haram ? Apakah mereka tidak melihat bahwasanya negeri ini terdapat banyak buah-buahan tidak sebagaimana negeri lain dan makanan, perkebunan dari segala macamnya ? Akan tetapi kebanyakan dari mereka tidak mengetahui apa yang mereka diberikan kenikmatan atasnya.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, orang-orang yang mendustakan dari kalangan kaum Quraisy dan penduduk Mekah. Termasuk pula dibunuh, ditawan dan dirampas harta kami. Karena orang-orang telah memusuhimu dan menyelisihimu, jika kami mengikutimu, maka berarti kami siap dimusuhi oleh semua manusia, sedangkan kami tidak memiliki kemampuan. Ucapan ini menunjukkan buruk sangkanya mereka kepada Allah, dan menyangka bahwa Allah tidak akan memenangkan agama-Nya serta meninggikan kalimat-Nya. Mereka menyangka bahwa orang-orang yang mendustakan berada di atas orang-orang yang beriman, sehingga nanti mereka akan menimpakan siksaan yang pedih dan mereka mengira bahwa yang batil akan mengalahkan yang hak. Maka pada lanjutan ayatnya, Allah menjelaskan keadaan mereka secara khusus daripada yang lain serta kelebihan yang Allah berikan kepada mereka. Di mana mereka aman dari penyerangan dan pembunuhan yang dilakukan oleh sebagian orang Arab kepada yang lain. Tempat tersebut dikunjungi oleh banyak orang, dihormati oleh orang yang dekat maupun jauh, dan penduduknya tidak dibuat ribut, sedangkan tempat-tempat yang lain di sekeliling mereka diliputi ketakutan dari berbagai sisi, penduduknya tidak aman dan tenteram, oleh karena itu hendaklah mereka puji dan syukuri Tuhan mereka karena nikmat yang sempurna itu dan karena rezeki yang banyak yang didatangkan kepada mereka dari setiap tempat, dan hendaknya mereka mengikuti Rasul yang mulia ini Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam agar keamanan dan rezeki yang banyak itu menjadi sempurna untuk mereka, serta hendaknya mereka tidak mendustakannya dan bersikap sombong atas nikmat Allah itu yang mengakibatkan keadaan mereka yang sebelumnya aman menjadi ketakutan, mulia menjadi hina, dan kaya menjadi miskin. Oleh karena itulah pada ayat selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengancam mereka dengan mengingatkan tindakan-Nya terhadap umat-umat sebelum dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Qashash Ayat 57Dan untuk menjelaskan alasan mengapa mereka tetap memegang teguh kepercayaan yang mereka anut selama ini, mereka orang-orang musyrik mekkah berkata kepada rasul, 'jika kami mengikuti petunjuk itu dengan memeluk islam dan bergabung bersama engkau, wahai nabi Muhammad, yang ajaranmu sangat berbeda dengan kepercaya-an masyarakat arab, niscaya kami akan diusir dari negeri kami, diculik dan kekuasaan kami akan direbut. ' mereka bohong dengan alasan mereka itu. Allah membantah alasan mereka itu dengan berfirman, 'bagaimana mereka berucap demikian, padahal bukankah kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam tanah haram, yakni tanah suci mekah, dengan menjadikan wilayah tempat tinggal mereka sebagai negeri yang aman dari serangan dan pembunuhan; yang terus-menerus dan senantiasa sepanjang waktu didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam tumbuh-tumbuhan sebagai rezeki bagimu dari sisi kami kendati mereka kafir' sungguh, dalih mereka itu tidak logis dan apa yang mereka khawatirkan itu tidak terjadi, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui keagungan karunia tersebut. 58. Mereka tidak mengambil pelajaran dari sejarah generasi masa lampau yang mendapatkan sanksi dan kebinasaan. Dan padahal betapa banyak negeri bersama penduduknya yang sudah bersenang-senang dalam kehidupannya yang telah kami binasakan akibat keangkuhan dan kedurhakaan penduduknya dengan tidak mensyukuri kenyamanan hidup yang telah kami anugerahkan kepada mereka. Maka lihatlah, itulah tempat kediaman mereka yang tidak didiami lagi oleh manusia setelah mereka, karena penduduknya telah dipunahkan dan kediaman mereka sudah tidak layak huni, kecuali sebagian kecil yang digunakan secara singkat oleh orang-orang yang kebetulan melewatinya. Setelah kebinasaan para pendurhaka itu, tidak ada lagi yang memiliki kota itu, dan kamilah yang mewarisinya. ' setelah mereka hancur, tempat itu sudah kosong dan tidak dimakmurkan lagi, hingga kembalilah ia kepada pemiliknya yang hakiki yaitu dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Itulah kumpulan penjelasan dari beragam ulama tafsir mengenai kandungan dan arti surat Al-Qashash ayat 57 arab-latin dan artinya, moga-moga membawa manfaat bagi ummat. Dukunglah syi'ar kami dengan memberi link ke halaman ini atau ke halaman depan Bacaan Paling Banyak Dikunjungi Telaah berbagai topik yang paling banyak dikunjungi, seperti surat/ayat Al-Baqarah 30, Ali Imran 133, Al-Isra 23-24, Al-Jumu’ah 9, Az-Zariyat 56, Al-Baqarah 186. Juga Al-Ahzab 21, Ar-Ra’d, Al-Isra 1, Al-Baqarah 2, Al-Infithar, Ali Imran 134. Al-Baqarah 30Ali Imran 133Al-Isra 23-24Al-Jumu’ah 9Az-Zariyat 56Al-Baqarah 186Al-Ahzab 21Ar-Ra’dAl-Isra 1Al-Baqarah 2Al-InfitharAli Imran 134 Pencarian yasin 79, al maidah ayat 88 dan artinya, قل بفضل الله وبرحمته, qs al araf ayat 172, al kahfi ayat 86 Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah 2Qee.
  • k7m9tf9zzv.pages.dev/474
  • k7m9tf9zzv.pages.dev/291
  • k7m9tf9zzv.pages.dev/89
  • k7m9tf9zzv.pages.dev/12
  • k7m9tf9zzv.pages.dev/428
  • k7m9tf9zzv.pages.dev/383
  • k7m9tf9zzv.pages.dev/406
  • k7m9tf9zzv.pages.dev/125
  • surat al qashash ayat 77 latin dan artinya